15. Wedding Day!

30.9K 2.3K 275
                                    

Setelah puas melewati beberapa rintangan, halangan, hambatan, hingga jembatan. Akhirnya Araka tiba di tempat tujuannya. Tempat terakhir yang akan menjadi rumahnya, untuk menghabiskan hari-harinya sampai usia senja menjemput. Mendedikasikan dirinya untuk satu orang itu.

Araka tersenyum bahagia.

Menatap seorang wanita dalam balutan gaun putihnya yang bersinar seperti mutiara. Merubah dirinya menjadi sosok gadis manis yang anggun. Ia tampak semakin cantik karena polesan make up di wajahnya. Membuat auranya terpancar dengan sempurna.

Jika saja sang papa tidak menyuruhnya untuk fokus, mungkin Araka tidak akan bisa memalingkan wajah darinya. Matanya seakan terpaku pada gadis itu.

Dia ... wanita pertama yang berhasil membuat seorang putra bungsu keluarga Axellez jatuh hati. Merasakan bagaimana beratnya perjuangan yang harus dilewati hanya untuk mendapatkan gadis sepertinya.

Ranaya Violeta, gadis beruntung itu.

Gadis sederhana dari keluarga biasa yang sudah sah menjadi istri dari seorang Araka Leon Axellez, setelah akad nikah yang berlangsung beberapa jam yang lalu. Janji suci di depan saksi telah mengikat mereka menjadi sepasang suami istri.

Berjanji untuk sehidup semati, saling berbagi antara suka dan duka. Mengharuskan mereka untuk mengemban tugas dan tanggung jawab masing-masing setelah para saksi mengatakan sah, kalimat ajaib yang mampu mengubah status di antara keduanya.

Araka menghembuskan napas lega. Akhirnya ... dia menikah juga. Seumur hidup tak pernah berkencan dengan wanita manapun, sekalinya berkencan, malah berujung pelaminan.

Ia asik memperhatikan Ranaya yang tengah berkaca di depan cermin besar di kamarnya, ralat, kamar mereka. Tempat beristirahat sejenak sebelum mereka menghadiri acara resepsi malam nanti.

Ranaya sibuk melepaskan segala pernak-pernik dari atas kepalanya. Nampak serius juga sesekali meringis karena rambutnya ikut tertarik.

Araka melepaskan jas hitamnya. Menyisakan kemeja putih yang melekat di tubuhnya ia bangun dari tempat tidur. Menghampiri Ranaya yang duduk di depan meja rias.

"Babe." Araka memanggil. Membungkukkan badannya, mengurung Ranaya dari belakang dengan menumpu kedua tangannya pada pinggiran meja.

Ranaya mendongakkan kepala, menatap Araka dari pantulan cermin sembari sibuk dengan kegiatannya.

"Mau dibantuin gak?"

Ranaya diam sebentar, menggantungkan tangannya yang melepas anting besar di telinganya. Tak lama ia mengangguk, mengizinkan Araka untuk membantunya.

Ranaya mengambil pembersih make up juga selembar kapas, untuk membersihkan sisa-sisa polesan di wajahnya. Make up ini akan diganti menjelang acara resepsi nanti, karena itu Ranaya bisa menghapusnya dulu. Ia ingin beristirahat tanpa terhalang permak tebal di wajahnya.

Mereka hanya diberi waktu beberapa jam untuk beristirahat, setelah itu mereka harus bersiap lagi untuk acara resepsi di malam harinya. Yang bisa dipastikan memakan waktu lebih lama.

Pernikahan mereka berlangsung sederhana sesuai dengan permintaan Ranaya, walau masih ada saja beberapa konsep yang terlihat mewah. Seperti dekorasi, gaun pengantin, juga sovenir untuk tamu.

Ranaya tidak bisa mengatakan 'tidak' saat Aretta yang memaksanya. Belakangan ini gadis itu sibuk menjadi perancang pesta untuk pernikahan adik serta calon adik iparnya. Katanya, pernikahan ini harus berkesan dan diingat oleh semua orang—orang tertentu tentu saja.

MY STARBOY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang