71. Tetangga Depan

24 7 0
                                        

Warning!! Long chapter
***

Hihihihihihihii

Haris yang tengah asyik scroll tiktok mendadak terbangun dari posisi rebahan menjadi duduk. Namun sedetik kemudian ia kembali rebahan seolah tidak mendengar apa-apa.

Bukan satu atau dua kali ia mendengar suara tawa melengking macam kuntilanak itu.

Lebih tepatnya, pada minggu pertama tetangga di depan rumahnya pindah. Anak perempuan dari keluarga itu nampaknya agak berisik, dan suara tawanya "agak unik."

Awalnya Haris merasa was-was saat mendengar suara tersebut, namun lama kelamaan ia menjadi terbiasa. Biarpun kadang-kadang ia masih suka kaget saat suara nyaring itu muncul.

Apalagi saat malam hari. Anak perempuan ini sering begadang untuk menonton acara komedi. Bisa bayangkan betapa kagetnya Haris mendengar suara kunti di tengah malam?

Saat ini sudah dua bulan berlalu semenjak tetangga baru itu menetap. Dua bulan setiap harinya Haris terus-terusan mendengar suara kunti.

"Ma."

"Mama tau gak--"

Haris dan adik perempuannya saling berpandangan. Keduanya menyebut panggilan sang ibu bersamaan.

"Ada apa? Kok bareng? Minta duit ya?" Terka sang mama.

"Orang mau gibahin tetangga."

"Tetangga depan?" Tanya Haris. Sang adik mengangguk.

"Yaudah, kamu aja."

"Kakak mau ngomongin mereka juga?" Gantian Haris yang mengangguk.

"Kenapa sih?" Mama jadi ikut kepo.

"Itu loh ma, tetangga depan. Nggak pernah nasihatin anaknya? Suara kaya setan begitu." Haris menyimak, pertanyaan sang adik sudah mewakilinya.

"Kamu gatau aja, tiap hari mama ke tukang sayur kan? Akhir-akhir ini bahasannya Bu Eni mulu."

"Bu Eni siapa?" Tanya sang ayah.

"Bu Eni, tetangga baru. Sempet mau diajak ngobrol sama bu RT, tapi keluarganya Bu Eni ini selalu nggak ada di rumah."

"Emang kenapa?"

"Suara kuntilanak itu loh yah, ternyata suara ketawa. Anaknya rumah depan."

"Rumah depan kan kosong?"

Meja makan seketika menjadi hening. Sang ayah menatap istri dan anak-anaknya bergantian.

"Kok diem?"

"Kosong gimana? Kan waktu itu ada tetangga pindah yah?" Kata mama.

"Masa? Kok ayah nggak tau?"

"Keluarganya emang nggak pernah keluar rumah. Ketemu ibunya pas nyapu di depan aja enggak."

"Emang ayah nggak pernah ketemu kalo bapak-bapak lagi kumpul?" Tanya si anak cewek. Si bapak menggeleng.

"Ayah sih tau katanya mau ada tetangga baru, tapi gatau pindahnya di rumah depan situ. Emang ada apa yang mau tinggal di sana?"

"Kenapa emang?" Haris menambahkan pertanyaan.

Ayah menghela napas. "Ini ayah bukannya mau nakut-nakutin ya.. pernah tuh waktu ayah pulang malem, ayah liat ada sosok perempuan mondar-mandir di depan rumah itu. Ayah pikir ada yang baru pindah, tapi besoknya waktu tanya pak RT nggak ada sama sekali orang baru disini."

"Pernah juga, waktu ayah lagi ngerokok di depan rumah. Di rumah itu ada pohon mangganya kan? Ayah liat ada perempuan yang waktu itu duduk disana. Disitu langsung ayah pikir, perempuan ini bukan manusia."

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang