17. Halu

197 25 0
                                    

Fyi, ini kisah nyata yang dialamin temen om gue :v

***

"Kamu beneran gapapa sendirian? Ikut mama ajalah." Aku tetap menggeleng akan permintaan mama.

"Rian banyak tugas, mah. Udah tinggal aja gapapa, lagian Rian udah gede."

"Kamu tahu sendiri rumah kita kaya gimana."

Aku berpikir sejenak. Pintu yang suka terbuka sendiri. Suara ketukan yang berasal dari dalam lemari. Air di dapur yang kadang mengalir tanpa adanya pembuka keran. Semua itu cukup menjelaskan adanya 'penghuni lain' yang menempati rumahku.

Tapi, bagiku itu semua hanya halusinasi.

"Udah ma, gapapa. Mbak Rina juga udah otw pulang dari Ciamis, nanti pas mama pergi dia pasti udah sampe." Aku membela diri lagi dengan menggunakan alasan kepulangan kakakku.

Mama terlihat berpikir. "Yaudah. Kamu jaga diri, ya. Di kamar aja gausah kemana-mana."

Aku mengangguk, dan mama pun pergi. Aku sendirian sekarang. Sesuai permintaan mama, aku tinggal di kamar mengerjakan tugas kuliahku yang belum selesai.

Krek. Tap tap tap.

Aku mendengar suara pintu yang terbuka dan suara langkah kaki dari lantai bawah. Disusul suara keran dapur yang menyala lalu mati. Apa kakakku sudah pulang?

"Mbaak?" Aku memanggilnya untuk memastikan. Tidak ada jawaban.

"Mbak Rina?"

"Apa?"

Syukurlah, ada yang menyahut. Berarti kakakku memang sudah pulang. Aku lega sekarang, setidaknya ada yang menemani di rumah.

Beberapa menit kemudian, mama memanggilku dari ruang tengah. Mama juga sudah pulang rupanya. Aku keluar dan menemukan mama tengah berdiri di depan pintu utama rumah.

"Kamu gimana sih, kalo abis keluar ya tutup pintunya lah. Kalo ada maling gimana?"

Aku menatap pintu utama yang terbuka. "Tadi ada Mbak Rina yang masuk kok, mah. Harusnya Mbak Rina yang nutup."

"Loh, masa Mbak Rina udah sampe? Dia tadi ngomong ke mama kalo dia masih di taksi."

"Tapi tadi Rian denger suara pintu sama keran kebuka, mah. Udah gitu Mbak Rina nyahut pas Rian manggil."

"Coba kamu buka kamar kakakmu." Suruh mama. Aku menatap mama ragu. Rasa takut sedikit menjalari tubuhku.

Perlahan, aku melangkah ke arah kamar yang dimaksud mama. Kamar Mbak Rina ini gelap dan menyeramkan, meskipun keadaan sedang siang bolong. Aku takut, namun tetap harus memastikan apakah tadi benar sosok kakakku atau bukan.

Krek. Aku sudah memutar kenop pintunya. Kudorong pintu sebelum kutengokkan kepalaku masuk ke dalam.

"Assalamualaikum." Suara itu menahanku yang tengah melihat keadaan kamar. Mbak Rina!

Mbak Rina baru sampai. Lalu, siapa yang tadi membuka pintu dan menjawab panggilanku?

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang