22. Kamar Mandi Pojok

172 25 5
                                    

Di lantai dua sekolahku, kamar mandi wanita terdapat tiga bilik. Hanya ada satu bilik di bagian pojok yang memiliki kunci, sementara dua lainnya kehilangan kunci sehingga kau harus mengandalkan seseorang untuk memegang kenop dari luar. Banyak orang mengantri di bilik bagian pojok jika mereka tidak membawa teman.

Tapi, seperti beberapa rumor di sekolah lain, kamar mandi bagian pojok itu.. angker.

Konon, akan ada seorang wanita yang berjongkok membelakangimu selagi kau buang hajat.

Atau sosok hantu berlidah panjang yang suka menjilati pembalut bekas darah menstruasi.

Atau wajah mengerikan yang muncul di depan pintumu ketika kau membukanya.

Hal ini terjadi padaku dan Cindy.

Pulang sekolah, kami masih harus mengikuti ekstrakulikuler paskibra. Dua jam berlalu dan setelah rapat, akhirnya kami diperbolehkan pulang. Namun aku meminta Cindy untuk menemaniku ke toilet terlebih dahulu.

Toilet yang dekat dengan kami satu-satunya adalah toilet lantai dua tersebut. Kami pun kesana karena aku sudah kebelet.

Keadaan tidak terlalu gelap ketika kami sampai di sana, dan aku pergi ke bilik pojokan sementara Cindy mencuci mukanya. Aku takut, tapi juga tidak mau merepotkan Cindy karena ia terlihat kegerahan.

Kubaca doa sebelum masuk ke dalam. Kubuka pintu dan tidak kulihat apapun yang mencurigakan. Aku segera menyelesaikan bisnis dan keluar untuk pulang bersama Cindy.

Namun di luar, aku tidak menemui siapapun. Cindy juga tidak ada diluar, apa itu artinya dia meninggalkanku? Dasar, padahal sudah kuminta untuk tunggu sebentar. Keadaan diluar juga lumayan gelap, apa dia berani berjalan sendirian?

Menahan emosi, aku pergi dari kawasan toilet dan pergi ke gerbang sekolah untuk menunggu jemputan. Aku menjumpai Cindy di sana, duduk tenang menunggu jemputan tanpa ada rasa bersalah padaku.

Aku menghampirinya. "Heh, main tinggal aja lo ya. Gatau apa di kamar mandi tadi nyeremin."

Cindy malah terlihat ketakutan. "Loh, Erin?" Ia menatap ke arahku dan pintu gerbang bergantian.

"Kenapa?"

"Kok lo masih di sini? Dateng darimana? Bukannya tadi lo udah keluar?"

"Keluar kemana, gue abis dari toilet. Lo nya udah gaada malah enak banget nungguin di sini."

"Tapi Er, tadi gue jalan bareng lo kok."

Aku mengernyit. "Maksudnya?"

"Lo tadi keluar dari bilik pojokan, padahal lo semenit aja belum ada di sana. Terus lu ngajak pulang dan kita ngobrol gitu sampe tadi lo dijemput mbak lo."

Aku keheranan mendengar penjelasan Cindy. "Tapi Cin, pas gue keluar tadi lo udah nggak ada di toilet. Gue jalan ke sini sendiri dan baru sekarang ini gue ngomong sama lo lagi."

Aku sontak merinding, terlebih lagi Cindy. Ia berjalan dengan sosok lain yang bukan orang aslinya. Sosok lain itu bahkan bisa menyerupaiku dan mampu berbicara sepertiku.

Sekarang, ada satu rumor lagi di toilet lantai dua. Bukan rumor, tapi kisah nyata.

Satu, wanita yang berjongkok. Dua, hantu berlidah panjang. Tiga, wajah seram yang mengagetkanmu.

Empat, temanmu yang meninggalkanmu padahal kau belum keluar dari kamar mandi, namun ia mengaku pergi dengan sosok dirimu.


***
Gak nyangka cerita ini bisa sampe 1,5k read
Makasih ya yg udah baca^^
Jangan lupa voment!

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang