11. Cakaran di Tengah Malam

233 31 1
                                    

Srak srak...

Suara itu lagi. Suara berapa kali aku mendengarnya? Ini mungkin sudah yang keseratus kalinya.

Aku berasumsi, ia hanya berasal dari Snow, anjingku yang setiap malam meminta untuk tidur denganku. Namun Ibu takut bulunya atau liurnya akan membahayakanku, jadi dia tidak mengizinkan Snow.

Tetapi, dampaknya nyaris membuatku tidak bisa tidur setiap malam. Dia selalu saja menggaruk pintu kamarku. Aku sudah bilang untuk berhenti, namun dia tidak mengindahkannya.

Srak srak...

"Snow, hentikan!" Bentakku. Seketika, suara itu berhenti. Akhirnya, aku bisa tidur dengan tenang.

Srak srak..

Baru saja ingin memejamkan mata, suara itu diciptakan lagi oleh Snow.

Srak srak...

Srak srak.. DUK! DUK!

Kini, cakaran itu bersahut-sahutan dengan suara hantaman. Aku mundur selangkah ke belakang. Niat apa yang ada pada Snow? Sebegitunya kah ia ingin masuk ke kamarku?

DUK! DUK! Srak srak...

Aku menutup telinga dan mata, ketakutan. Kubungkus seluruh tubuhku dengan selimut, seraya berdoa pada Tuhan untuk dilindungi. Lama-kelamaan, aku mengantuk dan tidur sendirinya.

***

Malam besoknya, saat Ibu mengantarku tidur, aku melapor pada Ibu tentang kelakuan Snow yang hobi membuatku merinding.

"Eric," Beliau mengelus kepalaku. "Kau lupa? Snow sudah mati 2 minggu yang lalu, dia tertabrak truk di depan rumah."

Ingatanku pun memutar tentang apa yang pernah terjadi. Usai Ibu pergi, aku mulai bertanya-tanya. Siapa yang menyebabkan suara itu.

Srak srak...

Aku terdiam.

Siapapun di luar itu, dia bukan anjingku!



















Thanks for 1K read!
Gak nyangka ada yang mau baca ini, hehe.
Terima kasih untuk yang sudah membaca dan memberi vote.
Terima kasih juga untuk yang sudah menambahkan cerita ini ke daftar bacaan atau perpustakaan.
Terus ikutin ya💕😊😀

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang