60. Dini Hari

104 19 0
                                    

Selamat puasa bagi yang menjalankan :)
***

Bulan puasa, bagi orang yang menjalankannya pasti tidak asing dengan kata sahur.

Sama dengan yang dijalani Mitha di kos putri yang ia tempati. Delapan orang penghuni yang menjalankan puasa, mereka membuat suatu kesepakatan. Mereka akan bergantian memasak sahur dengan berpasangan dua orang.

Hari ini, kebetulan jadwal Mitha. Ia harusnya memasak dengan Ayunda, namun Ayunda sedang pulang kampung karena ada beberapa hal. Teman yang lain menawarkan untuk membantu, namun Mitha menolak halus dengan alasan bahwa itu gilirannya.

Yang lain tidak mempermasalahkan, karena Mitha sendiri juga jago memasak dan ia suka bekerja sendiri.

Maka dini hari itu bangunlah Mitha. Dengan langkah gontai berjalan ke dapur yang terletak di bagian paling belakang. Matanya terbuka lebar ketika ia mendengar suara peralatan masak yang jatuh.

Mitha membeku di tempat. Siapa itu, yang bangun di jam segini? Apakah Ayunda sudah bangun? Tapi, Ayunda kan sedang pulang. Atau itu Mimi, teman kosnya yang suka bangun tengah malam untuk ke kamar mandi?

Memberanikan diri, Mitha memasuki dapur dan melongok ke dalam. Lampunya sudah menyala, dan di bawah terangnya cahaya, sosok Ayunda berdiri di sana dengan muka bantal.

Mitha terkejut. "Yun, k-kamu pulang?"

"Iya, tadi sampe jam 12." Jawab Ayunda diikuti mulutnya yang menguap lebar. "Giliran kita kan? Aku bantu masak ya."

Mitha mengangguk. Dia kira apa, ternyata Ayunda memang sudah pulang.

Usai memasak, keduanya mulai mendatangi satu persatu kamar untuk membangunkan teman-teman.

"Ayunda mana?" Tanya Mitha ketika mereka sudah berkumpul, menyadari tidak ada sosok yang menemaninya masak.

"Hah?" Sissy mengerjapkan matanya. "Ayunda kan pulang kampung?"

"Hooh, lu masak sendiri kan?" Timpal Aiza.

"Tadi Ayunda ada kok, katanya jam 12 sampe. Gue tadi masak sama dia." Jawab Mitha.

"Seriusan? Ke WC kali dia." Sahut Oxa, menguap sebentar lalu berjalan menuju meja makan.

Teriakan terdengar dari sana, membuat para wanita yang bangun berbondong-bondong menuju ruang makan.

Oxa memeluk Karina dengan tubuh yang bergetar, jemarinya menunjuk mangkuk yang berisi makanan. Prisilla menengoknya, menutup mulut begitu melihat apa yang di dalam sana.

Makanan yang tadinya Mitha sajikan bersih dan baru diangkat dari panci, mendadak penuh dengan belatung dan kecoa. Semua air berubah menjadi darah, bau anyir dan bangkai tercium jelas di rongga hidung.

Mitha membuang semua mangkuk itu ke wastafel, kemudian para perempuan sontak meninggalkan ruang makan. Mereka berkumpul di lorong kamar, mencoba berpikir jernih.

"Sumpah gue tadi masaknya bener. Gak ada belatung, cacing, kecoa segala macem. Gue gatau kenapa tiba-tiba kaya gitu." Mitha mengakui apa yang ia lakukan satu jam yang lalu.

Para wanita di sekitarnya juga tidak membantah, mereka tahu Mitha orang baik. Namun Prisilla mencium sesuatu yang janggal.

"Eh, Ayunda kan orangnya penakut?" Celetuknya.

"Nggak mungkin dia ke dapur sendiri dini hari begini. Tengah malam kebangun, mau ke toilet yang cuma jalan dua langkah aja dia minta ditemenin." Jelasnya yang kamarnya terletak bersebrangan dengan milik Ayunda.

Kiandra nampaknya juga setuju. "Ayunda pernah bilang, kalau dia pulang malem dari kampus atau dari manapun, dia bakal ikut salah satu temennya dan nunggu sampe pagi daripada harus pulang sendirian."

"Dia gak pernah ngunci kamar juga kalo di dalem kos. Penakut tapi ngundang maling."

Mitha meneguk ludahnya. Kalau misalkan tadi bukan Ayunda, lalu siapa? Setan? Mitha memang tidak percaya dengan hal mistis, namun kejadian ini cukup membuatnya merinding.

"Gue tadi minta Ayunda buat bangunin Prisilla, Sissy sama Karina. Kalian liat dia?"

"Enggak, gue kebangun karena alarm. Terus keluar sendiri." Jawab Sissy. Prisilla memberikan jawaban yang sama.

Namun jawaban Karina terdengar tidak masuk akal. "Gue belum tidur sampe jam tiga, karena ada tugas matkul. Gue sempet liat lo ke dapur, masak sendiri gitu. Tiba-tiba kecium bau melati sama suara cekikik, gue langsung masuk kamar."

Mitha tadinya tidak melihat Karina, karena ia berjalan dengan mata tertutup. Tapi, masak sendiri? Kemana Ayunda?

"Cari Ayunda yuk." Aiza mencoba menenangkan Mitha yang bengong. Maka mereka memutari seluruh kos. Kamar mandi, kosong. Dapur, kosong.

Hanya ada satu yang belum diperiksa, yaitu kamar Ayunda sendiri.

Aiza memberanikan diri, menekan gagang pintunya ke bawah, lalu mendorongnya ke depan.

"Dikunci."

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang