27. Persami (2)

183 17 1
                                    

Kegiatan lintas alam akhirnya selesai juga bagi seluruh peserta kemah SMA Bakti Budaya. Dira dan Anisa langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badan mereka yang berkeringat. Namun ketika mengecek seluruh toilet di sekolah, semua pintu tertutup alias ada yang memakai.

Mereka sudah berkeliling sekolah. Toilet masjid, toilet kelas 12 bahkan toilet guru terpakai. Tidak mandi, risi. Namun jika mandi, kapan mereka mendapat giliran?

Tiba-tiba, Dira mendapat ide. "Kita ke toilet GOR aja yuk."

"Toilet GOR, yang kata kepsek gak boleh dipake itu?" Dira mengangguk menanggapi Anisa.

"Eh, gamau ah." Tolaknya kemudian.

"Nis, gue yakin toilet situ gak dipake. Gapapa dah, daripada lu mau nunggu ampe sore. Keburu api unggunnya mulai, lu mau tidur dengan badan yang bau dan pliket?"

"Enggak sih." Jawab Anisa.

"Yaudah."

"Tapi Dir." Kata Anisa lagi, membuat Dira yang sudah mengarahkan langkahnya menuju GOR tertahan.

"Toilet situ kan ada mitosnya."

"Mitos apa?"

"Lu gatau?" Dira menggeleng. Maklum, masih kelas 10, masih baru dan unyu-unyu.

"Gini," Anisa mulai bercerita. "Gue denger dari ketua hadroh."

"Dulu ada kakak kelas yang mati gantung diri di sana. Dia dibully sama temen-temennya di eskul basket, dan tempat pembullyannya itu lebih sering di toilet GOR. Ceritanya dia diguyur pake air selokan, dipukulin terus dihujat-hujat sampe nangis. Terus hari besoknya, dia ditemuin gantung diri di bilik ketiga."

"Halah, namanya juga mitos. Biarin aja." Balas Dira enteng.

"Paling toilet itu gak dipake karena bau, terus jelek."

"Masih ada lagi Dir. Terakhir kali ada orang yang masuk ke sana, dia bilang mayatnya masih ada."

"Ilusi aja itumah. Mana ada mayat tahan ampe bertahun-tahun. Itu kakel minum formalin?" Dira mencoba bercanda.

"Gak ada apa-apa Nis, ayok. Gue udah gerah banget nih."

"Tapi mandinya berdua ya?"

"Iya elah, penakut amat." Cibir Dira, namun ia pergi ke GOR dengan menggandeng Anisa. Begitu sampai di sana, ada sebuah garis polisi yang berbunyi 'jangan masuk'

"Dir, perasaan gue gak enak. Ke toilet guru aja deh, di sana rada sepi kan tadi."

"Gapapa Nis, ayok." Dira menarik lengan sahabatnya. Mereka melompati garis polisi dan masuk. Keadaan toilet kotor, namun airnya masih ada banyak di bak.

"Sip lah, di sini bisa dipake." Dira hendak memasuki bilik pertama, namun langkahnya terhenti.

Matanya tidak sengaja melirik bilik ketiga. Sepertinya tadi ada yang masuk ke sana. Tapi siapa? Apa ada yang mandi di sini selain mereka? Kapan? Kenapa pula pintu toiletnya terbuka?

Dira yang penasaran mendekat. Langkahnya memotong jarak dengan bilik tengah tersebut. Satu langkah lagi, lalu ia tolehkan kepalanya ke dalam.

Tampak sesosok wanita tergantung di langit-langit toilet, dengan mata yang melotot dan menatapnya dengan penuh kebencian.

Mata itu perlahan bergerak, berputar-putar sampai bagian hitam di tengah berubah menjadi putih total. Mulutnya tersenyum, lebar sampai robek ke telinga.

Sialnya, Dira tidak dapat menggerakkan kakinya.

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang