70. Rumah Kakak

30 8 0
                                    

"Tinggal disini ajalah, nggak usah ngekos." Aruna menengok kearah seseorang yang mengajaknya bicara.

"Iya, mbakmu ini loh ditinggal suaminya sampe bulan depan. Kasian kalo sendiri. Mana Aluna masih bayi banget."

Aruna melirik ibu dan kakaknya bersamaan. Ia menghela napas, nampak siap mengambil keputusan padahal sebenarnya dia masih bingung.

Aruna merupakan seorang mahasiswi tahun pertama yang sedang mencari kos sebagai tempat tinggalnya. Namun orangtua dan kakaknya bersikeras supaya Aruna tinggal bersama kakak sulungnya.

Kakak sulungnya ini sudah dua tahun menikah, dan keluarga kecilnya baru saja dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Aluna.

Suami kakaknya ini, atau yang biasa disebut Mas Bima, bekerja di suatu kantor cabang perusahaan. Namun karena ada masalah di kantor pusat, Bima dipindahkan kerja disana selama sebulan.

Jaraknya cukup jauh dari rumah mereka, sehingga Bima memutuskan untuk tinggal di kontrakan bersama dengan rekan kerjanya yang ikut dipindah.

Sebenarnya Bima agak keberatan untuk meninggalkan istri dan anaknya. Namun untungnya, rumah mereka ini berdekatan dengan kampus Aruna. Sehingga Bima juga turut meminta Aruna untuk tinggal di rumahnya, supaya bisa menemani sang istri.

"Tapi kalo Mas Bima pulang gimana? Aku ganggu dong disini." Aruna mencari alasan.

"Jadwal kuliahmu kan penuh. Belum nanti kalo mau nongkrong. Paling malem jam dua belas baru pulang."

"Ya tetep aja.." Aruna manyun.

"Suamimu masih pergi-pergi lagi, rum?" Kali ini sang ibu bertanya pada kakak Aruna yang bernama Arumi.

"Enggak sih, bulan depan nanti dia udah balik kerja di kantor cabang."

"Yaudah, sebulan aja kamu tinggal disini sama Arumi. Habis itu baru cari kosan." Sang ibu menarik kesimpulan.

"Biar kamu juga bisa bantuin jaga Aluna." Sambungnya.

Oooeeekkk.. suara tangisan bayi terdengar.

"Nangis lagi? Perasaan baru tadi nangis." Sang ibu terheran.

"Emang sering nangis bu belakangan ini. Padahal dia sehat-sehat aja. Udah disusuin juga."

"Eh, aku aja." Aruna beranjak, menggantikan kakaknya yang hendak mengambil Aluna dari box bayi. Ia berjalan ke arah kamar tempat Aluna ditidurkan.

Di saat ketika Aruna membuka pintu, sepasang matanya bertemu pandang dengan sesosok perempuan yang berdiri di samping box bayi. Tatapannya seolah haus darah dengan makhluk hidup di sebelahnya yang sedang menangis. Perempuan itu menyeringai, namun Aruna tidak takut.

"Mau apa kamu? Jangan ganggu keponakanku." Aruna berucap.

Sosok itu nampak terkejut, dan seketika menghilang. Di saat itulah, baru tangisan Aluna mereda.

Arumi datang, menengok keadaan anaknya. "Aluna gapapa dek?"

"Haduh, kenapa ya. Panas enggak, sakit yang lain juga enggak. Kakak juga nggak kelupaan kalo udah jamnya minum. Apa dia kangen papanya?" Arumi menerka-nerka.

Aruna menengok ke sekeliling kamar. Pandangannya berjumpa lagi dengan sosok perempuan itu. Sosok itu yang tadinya ingin mendekat pada sang kakak, memilih untuk menjauh dan menghilang begitu saja.

"Kira-kira kenapa ya dia nangis?"

"Ya iyalah dia nangis, anak lu digangguin kuntilanak." Aruna membatin.

"Aku tinggal di sini aja deh mbak." Ia akhirnya mengambil keputusan.

"Gitu dong. Kakak kebantu banget kalo kamu ada disini."

"Aku cuma mau jagain Aluna."

"Kenapa emangnya?"

"Digangguin."

Arumi terdiam, menatap adiknya. "Kamu liat apalagi dek?"

"Ada lah mbak. Kayaknya sih cuma penasaran sama Aluna. Paling lama-lama capek terus pergi dari sini."

"Sebenernya aku juga ngerasa. Tapi kan nggak mungkin aku minta pindah rumah."

"Mbak Arum tenang aja, nggak usah dipikirin. Dia biar aku yang urus." Aruna berucap mantap.

"Nggak akan kubiarin dia macem-macem sama Aluna."









***

Halo, maaf ya cerita ini lama nggak di update. Sebenarnya aku lupa punya work di akun ini, hehe. Terus karena banyak kesibukan jadinya belum sempat nerusin. Maafkan aku 😔

Btw, tadinya aku berniat untuk nggak nerusin cerita ini. Jadi kemungkinan ini adalah chapter terakhir. Tapi berhubung sekarang masih aku lanjut, mungkin nanti masih ada lagi bonus chapter tambahan 😁

Anyway selamat tahun baru 2021! ☺️ Udah telat ya hehe, tapi semoga segala sesuatu yang terjadi di tahun ini nggak dipersulit sama Yang Maha Kuasa. Dan hari-hari ke depannya semoga bisa lebih baik dari tahun 2020.

That's all I guess for now, terima kasih buat yang udah baca 💜

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang