42. Telepon

132 20 2
                                    

Nenekku memiliki sebuah telepon kuno. Gagangnya terletak di atas tombol, sementara tombol itu sendiri berbentuk lingkaran dan diputar-putar.

Aku senang sekali memainkan telepon itu, meletakkan gagangnya di dekat telinga hanya untuk mendengarkan suara tersambung.

Sekarang, berhubung aku sudah punya ponsel, aku lebih sering memainkan ponselku daripada telepon kuno tersebut.

Suatu hari, aku kembali mengunjungi rumah nenekku setelah sekian lama. Teleponnya masih disana, belum dipindah dan aku langsung duduk di sampingnya, memainkan telepon itu.

Mengingat aku tidak membawa ponsel ke sana, aku iseng mencoba menghubungi nomor ponselku sendiri.

Kutekan satu persatu nomornya, lalu ketika selesai kuletakkan gagang di samping telingaku, mendengarkan bunyi tersambung.

Bodoh, tidak akan ada yang mengangkatnya.

"Halo?"

Aku tertegun. Ponselku terletak di kamar dan pintunya kukunci dari luar. Tidak akan ada yang bisa masuk ke dalam dan menjawab panggilan. Tapi, siapa ini?

"Ghi-na?" Aku menyebut namaku sendiri.

"Ini siapa?"

Jantungku mulai berpacu. Bulu romaku berdiri. Harusnya tidak ada yang bisa menjawab panggilan ini. Tapi, ini siapa? Suaranya sangat mirip denganku.

"Halo? Ibu, nenek?" Ia memanggil seseorang.

Aku mematikan telepon itu dan pulang sendiri menuju rumah.

Begitu sampai, aku mengecek keadaan kamar. Dari luar, pintu masih terkunci. Aku pun masuk ke dalam. Ponselku masih terletak di atas meja, tidak ada perubahan posisi satu inci pun. Lalu, bagaimana panggilan telepon tadi bisa terjawab? Siapa yang mengangkatnya?

Kunci pintu kamarku hanya aku yang memiliki, sedangkan untuk melewati jendela harus menggunakan tangga karena terletak di lantai dua.

Rrrrrr, Rrrrrr

Ponselku bergetar. Ada panggilan masuk. Dari rumah nenek.

Aku berusaha tenang, lalu mengambil ponsel dan mengangkatnya. Mungkin ibu yang kutinggalkan dengan nenek tadi bingung kenapa aku tidak ada di sana.

"Halo?" Sapaku. Diam sesaat sebelum aku mendengar balasan suara.

Suara yang sangat familiar.

"Ghi-na?"

Oh, astaga.

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang