63. Sebuah Cerita

102 22 0
                                    

"Baik baik, matikan lampunya dan mari tidur!"

"Jangan tidur dulu, bagaimana kalau kita cerita seram?"

"Aku takut!"

"Nggak akan terjadi apa-apa!"

"Dasar penakut."

"Bukannya aku penakut, tapi aku cuma takut ceritaku terlalu seram sampai kalian ketakutan."

"Akan kudengarkan, jadi, apa kisahmu?"

Lima orang gadis muda terdiam membentuk lingkaran di tengah ruangan. Menanti acara penghujung dari tidur bersama di villa tengah hutan yang jauh dari pemukiman.

Tak ada yang berbicara demi menciptakan suasana hening yang akan memandu mereka menuju malam gelap yang penuh misteri.

Gadis bersurai panjang menjuntai hingga ke lantai terbatuk kecil, tanda ia siap menceritakan segala apa yang ia ketahui.

"Dulu, di sebuah danau yang terletak di tengah hutan.. tidak jauh dari sana, ada sebuah rumah kecil yang dihuni seorang gadis dan adik perempuannya. Gadis itu selalu mengunci adiknya di dalam karena ia takut adiknya hilang atau bahkan mati. Anak kecil itu tidak diperbolehkan keluar bahkan hanya untuk bermain di pinggir danau.

"Maka suatu hari, pada malam saat bulan bersinar terang dan hamparan bintang memenuhi lautan angkasa, gadis kecil itu pergi. Kakaknya entah dimana namun sedari senja ia tidak pulang ke rumah. Ia berlari jauh sampai ke bagian hutan yang paling dalam. Ketika ia ingin pulang, ia tak tahu jalan.

"Anak itu menangis, dan di tengah tangisannya ia mendengar derap langkah kaki yang berat. Suara besi berkarat bertabrakan dengan batang pohon. Anak itu berharap itu kakaknya atau setidaknya seseorang untuk membawanya keluar dari sana. Ditutupi cahaya bulan, siluet sosok itu muncul di hadapannya. Tinggi, besar, membawa parang.. yang meneteskan darah.

"Kemudian tangan sosok itu melempar sesuatu pada sang bocah, itu adalah.. kepala kakaknya tanpa bola mata."

"AAAA!" Semua gadis berteriak. Story teller tertawa puas.

"Apa kubilang, kalian pasti takut!"

"Haha, tidak kau ini bicara apa."

Byur! Suara dari luar itu mengagetkan para anak perempuan. Salah satu di antara mereka mengintip keluar. Air danau yang tenang tiba-tiba nampak bergelombang. Seperti ada sesuatu yang jatuh ke dalam.

Tapi siapa? Sejak pertama mereka menginjakkan kaki di villa ini, hanya ada mereka yang ada di sana.

Krrriiiiiitttt...

Suara itu terdengar memekik.

Tak! Batang pohon ditebas.

Krrriiiiiitttt...

Sekali lagi. Besi yang diasah, kemudian ditabrakan pada sebatang pohon.

Jantung berdegup kencang. Tidak hanya teman-temannya, story teller itupun merasa merinding akan ceritanya sendiri, yang kini situasi mereka sama.

"Dia.. harusnya sudah mati. Tiga belas tahun berlalu, aku lolos dari sini dan sekarang aku menceritakannya kembali, bagaimana dia tahu?"

Story teller itu bergetar. Kepingan masa lalu mulai berputar di pikirannya. Memikirkan bagaimana ia dan teman-temannya yang tidak berdosa keluar dari sana hidup-hidup.

Namun terlambat,

BRAK!

.. pintu dibanting. Dengan ditutupi cahaya bulan, menampakkan siluet tinggi, besar, dan membawa parang.

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang