Tetanggaku yang baru masuk SMA terpilih untuk menjadi anggota paskib di sekolahnya. Karena latihannya ketat dan lama, ia jadi sering pulang malam. Paling cepat, aku melihatnya pulang jam 6 sore. Dan paling lama, aku melihatnya pulang jam 8 malam.
Saat itu, aku tengah mengerjakan skripsi di kamar ketika aku mendengar suara pintu yang terbuka di kamarnya. Waktu menunjukkan pukul 19.30. Dia pasti baru pulang dari latihan paskib. Selanjutnya, aku mendengar suara gesekan perabot. Perabot itu seperti ditumpuk satu persatu, membuat sebuah gunung yang menjulang sampai ke atap kamar. Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan. Apa dia akan membersihkan kamar?
Krak! Krak! Aku terkejut begitu mendengar suara atap kamar yang dijebol. Aku mulai khawatir tentang apa yang akan ia lakukan, karena aku tinggal tepat di sebelah kamarnya, aku bisa mendengar suara bising apa saja yang berkaitan dengan kegiatannya. Ia terdengar menyetel kamera sekarang, mungkin menggunakan tripod karena aku mendengar suara benda jatuh. Dan ia terdengar sedang menyeret tali tambang yang besar dan tebal. Mungkinkah... Bunuh diri?!
Aku buru-buru keluar dari kamar dan bergerak menuju rumahnya. Sial, rumahnya dikunci! Dan orangtuanya juga sedang tidak ada di rumah, jadi mereka menitipkan anak itu padaku. Apa jadinya ketika mereka pulang, mendapati anak kesayangan mereka mati tergantung di kamarnya?! Haduh, aku tahu kalau latihan paskibra itu melelahkan, tapi jangan menyerah!
Aku sudah kelelahan, dan aku tidak tahu cara membuka kunci menggunakan jepit rambut seperti maling. Apa aku dobrak saja, ya? Biarlah kekuatanku tidak cukup karena aku perempuan, yang penting tetanggaku selamat!
Baru saja ingin mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintunya, sebuah suara mengagetkanku.
"Kakak sedang apa?" Itu adalah dia.
Aku terpaku di depan pintu. Ini benar-benar dia, dengan mimik lelah serta mata yang berkantung. Bahunya lemas, sampai kakinya yang menapak di tanah ikut menekuk. Lalu, siapa yang baru saja membuat kekacauan si sebelah?
"Maaf, bisa aku memeriksa kamarmu sebentar?" Pintaku halus. Dia tidak keberatan. Kami mengeceknya bersama.
Betapa terkejutnya kami ketika melihat meja belajar dan segala perabotan di kamarnya bertumpuk-tumpuk hingga mencapai langit. Langit kamarnya jebol, dan pada sebuah kawat yang tertancap disana, ada sebuah tali yang menggantung.
Persiapan untuk gantung diri yang sempurna.
Tapi.. siapa yang baru saja bunuh diri? Mayatnya tidak ada di sini.
Aku menoleh ke arah yang ditunjuk tetanggaku saat ia mencolek pundakku. Ada sebuah lubang yang sempit di dinding, agak sulit untuk dilewati seorang manusia. Lubang itu menghubungkan antara kamarnya dengan ruangan sebelah, yaitu kamarku.
Aku mengintip ke ujung lubang itu. Pemandangannya tertutup oleh lemariku yang besar sampai hampir menyentuh atap kamarku.
Diikuti bau darah menguar dari sana.
Tanpa babibu lagi, kami segera menelepon polisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Stories
HororSelf-made creepy stories. Language : Bahasa *** Tenang aja, selama lu gak bisa ngeliat, gak bakalan ada sosok gaib yang ikut baca cerita ini di belakang lu. Tapi hati-hati aja, mungkin lu gak bakal berani meremin mata waktu keramas.