Di dalam sebuah gubuk yang jauh dari kota, hiduplah seorang ibu dan tiga orang anak perempuan. Suaminya sudah meninggal dan mereka bertahan hidup dengan keterbatasan super. Ibunya ini sudah tua, ia tidak mampu lagi bekerja sehingga dia hanya mengandalkan ketiga anaknya yang sudah dewasa.
Bagi anak-anaknya, ibunya ini sedikit merepotkan. Apa-apa minta tolong, apa-apa harus dituruti. Seakan hidup mereka didedikasikan untuk mengurus ibunya saja. Maka, anak pertama dan kedua memutuskan untuk pergi dari rumah.
Anak pertama kemudian meminta izin ibunya ke kota. Ia berkata akan menikahi bangsawan dan berjanji akan kembali ketika ia sudah cukup kaya. Sang ibu mengizinkan.
Beberapa minggu kemudian, anak kedua juga meminta untuk menikah. Ibunya mengizinkan ia asalkan anak keduanya itu kembali lagi padanya.
Sampai beberapa tahun, anak ketiganya tetap di rumah mengurus ibunya. Sang ibu bertanya apakah dia mau pergi juga, namun anak bungsu sendiri tidak tega meninggalkan ibunya. Mereka akhirnya memutuskan untuk pergi bersama ke kota untuk mencari pekerjaan dan memperbaiki hidup.
Pada hari H keberangkatan, seorang lelaki datang ke gubuk tersebut dan menyampaikan berita memilukan untuk sang ibu.
Kedua anaknya telah meninggal. Mereka dibunuh seorang bangsawan angkuh yang mengerjakan bisnis pasar gelap. Usut punya usut, ternyata mereka menikahi bangsawan yang sama. Hanya saja, keduanya tidak tahu bahwa mereka dimadu. Saat mereka mengetahui kebenarannya, mereka bertengkar hebat. Saling mencakar, saling memukul, saling menjambak sampai kulit kepala mereka terkelupas. Pria itu lalu menembak mereka dan membongkar mayatnya, mengambil beberapa organ penting dan menyebarkannya ke beberapa daerah.
Namun bukan itu yang membuat sang ibu sedih. Lelaki itu bercerita lagi, bahwa keduanya mengaku tidak memiliki ibu. Keduanya juga mengaku seorang anak tunggal, agar seluruh perhatian tertuju pada mereka dan mereka bisa mendapatkan banyak harta dari bangsawan tersebut.
Sang ibu jatuh, menangis. Anak bungsunya juga sama, dan seketika itu juga mereka memutuskan untuk tidak pergi kemanapun.
"Terima kasih sudah memberitahukan kabar ini. Tapi, bagaimana anda bisa mengetahui fakta kalau mereka adalah kakak saya?" Tanya si bungsu.
"Oh, itu? Sekretarisku yang mencari tahu. Aku hanya menikahi mereka, tapi karena mereka tidak rukun saat disatukan, aku bunuh saja mereka."
Sang ibu berhenti menangis, dan si bungsu terdiam.
Lelaki itu menodongkan senjata api di depan keduanya.
"Sekarang, aku akan mengambil kalian berdua."
DOR!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Stories
HorrorSelf-made creepy stories. Language : Bahasa *** Tenang aja, selama lu gak bisa ngeliat, gak bakalan ada sosok gaib yang ikut baca cerita ini di belakang lu. Tapi hati-hati aja, mungkin lu gak bakal berani meremin mata waktu keramas.