49. Piano

110 19 0
                                    

Sebuah keluarga musisi terkenal baru saja kehilangan anak bungsunya, Denna, akibat kecelakaan.

Seisi rumah yang biasanya penuh dengan suara instrumen mendadak menjadi sunyi senyap.

Malamnya, keluarga itu masih belum juga menciptakan suara. Semua telah tertidur, kecuali dua orang anak lelaki yang tengah bermain game di kamar.

"Bosen." Daffa menaruh konsol gamenya.

"Haus. Mau minum gak?" Tawar Darrel.

"Boleh." Keduanya lalu berdiri.

"Eh, bentar." Darrel menahan pergerakan kakaknya.

"Kenapa?"

"Denger suara piano nggak?"

Daffa menajamkan pendengarannya. Darrel memberikan kesempatan agar kakaknya bisa mendengar apa yang ia maksud.

Namun raut wajah Daffa tidak menunjukkan adanya keterkejutan. "Nggak, tuh."

"Dengerin sekali lagi."

Daffa menuruti perintah adiknya. Benar saja, samar-samar gendang telinganya disapa oleh dentingan piano yang berada di lantai dasar.

Keduanya saling berpandangan, menerka siapa gerangan yang memainkan alat musik tersebut.

"Nggak mungkin ayah atau ibu. Mereka udah tidur."

"Mbak Devina?" Tebak Daffa, menyebutkan nama kakak sulungnya.

"Gatau tuh."

"Ayok dicek."

"Eh eh, bentar!" Darrel kembali menahan Daffa yang sudah membuka pintu.

"Kenapa lagi sih?"

"Di antara kita berempat kan, cuma Denna yang bisa main piano."

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang