"Tidur, Nak."
Pukul 19.30. Aku hanya bisa pasrah ketika ibu menyuruhku menggosok gigi dan berbaring di kasur. Padahal, tubuhku masih bisa untuk beraktivitas. Mataku masih belum mengantuk, namun ibu tetap memaksa. Akhirnya, akupun terlelap.
Pukul 20.00. Hari ini, aku menetap lebih lama dengan alasan mengerjakan banyak tugas. Aku kira, dengan tugas-tugas itu bisa membuat ibu mengizinkanku untuk tetap bangun.
"Tidur, Nak." Nyatanya, dia tetap menyuruhku tidur dan ia mengatakan padaku sebuah saran sesat yang sering ia lakukan saat masih bersekolah dulu,
"Kerjakan saja di sekolah." Aku pun menurut dan pergi tidur.
Ibu selalu menyuruhku tidur awal. Itulah yang beliau lakukan setiap malam menjelang. Anak mungkin iri karena merasa itu adalah perhatian dari orangtua mereka, namun tidak denganku. Masih banyak hal-hal yang ingin kulakukan ketika malam. Aku ingin bermain game, aku ingin menonton televisi, dan lain-lain.
Maka dari itu, malam itu aku berbohong pada ibu. Aku pergi ke kamar pukul 20.00, namun sesampainya di kamar, aku melalukan semua yang aku inginkan. Bermain game, memakan snack, chatting dengan temanku, dan sebagainya. Hingga tak terasa, sudah pukul 21.15. Aku tidak pernah terjaga semalam ini sebelumnya.
Lama-lama, kerongkonganku terasa haus. Aku memutuskan untuk keluar dan mengambil air minum di dapur.
Baru saja membuka pintu kamar, bau anyir langsung menerjang hidungku.
Aku mengikuti bau tersebut. Bau itu berasal dari dapur, tempat yang baru saja akan kukunjungi. Adrenalinku memacu. Aku melongok ke balik dinding yang membatasi ruangan. Itu Ibu.
Itu benar-benar Ibu, dengan seonggok mayat yang terpotong-potong di sekitarnya. Ia dengan rakus melahap semua potongan itu. Menjejalkan semua potongan ke mulutnya sekaligus, bahkan darah dan sisa makanan yang masih ada di mulutnya sampai berjatuhan di tanah.
Aku menahan muntah dan tangisan di sudut ruangan. Namun pada akhirnya ketahuan juga karena aku sudah tidak tahan dengan rasa mual yang menumpuk di perutku.
Karena merasa terganggu, Ibu menghentikan acara makannya. Ia menoleh ke belakang dengan cepat, seakan tengah dirasuki oleh iblis. Matanya yang bersinar merah di kegelapan menatapku tajam. Aku ingin berlari, namun tatapannya seolah menjeratku dan menyebabkanku tidak bisa kemanna-mana.
Aku hanya bisa menjerit dengan suara parau kala ibu mencekik leherku, mengangkatku ke udara dan berteriak padaku dengan mulutnya yang berbau busuk.
Dia berkata, "IBU BILANG TIDUR!"
Lalu, dia menjambak rambutku kasar hingga kepalaku terpisah dari leher.
![](https://img.wattpad.com/cover/121530285-288-k328774.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Stories
HorrorSelf-made creepy stories. Language : Bahasa *** Tenang aja, selama lu gak bisa ngeliat, gak bakalan ada sosok gaib yang ikut baca cerita ini di belakang lu. Tapi hati-hati aja, mungkin lu gak bakal berani meremin mata waktu keramas.