"Hehe, dia akan sangat terkejut."
Elly terkekeh sembari ia menuangkan pewarna makanan warna merah di dalam lubang shower. Ia lalu menutupnya kembali dengan harapan tinggi bahwa air yang mengalir dari shower akan berubah menjadi warna merah.
Ia berencana mengelabui adiknya, Emma, karena kemarin adiknya bilang bahwa air di kamar mandi berubah warna merah. Omong kosong, Elly baik-baik saja selama ia mandi di rumah ini. Adiknya saja yang terlalu percaya dengan aktivitas paranormal.
"Aku pulang!" Suara Emma terdengar dari pintu masuk. "Aku mandi dulu ya kak!"
Elly hanya mengangguk mengiyakan, menunggu teriakan ketakutan dari dalam.
AAAAAAAAA!!!!!
Pintu kamar mandi terbanting, Emma terlihat syok sementara Elly tertawa terpingkal-pingkal.
"Kak! Airnya-"
"Merah kan?" Elly membawa adiknya kembali ke kamar mandi, membuka tutup shower dan menunjukkan pewarna yang masih tersisa di pinggir lubang shower.
Emma kemudian marah. "Jadi yang kemarin juga ulah kakak?!"
"Bukan kok, ayah mungkin." Balas Elly, mengingat ayah mereka juga suka memainkan prank sepertinya. "Jangan berlebihan, kamu terlalu mengada-ada."
***
"Emma, aku mandi duluan!" Elly masuk ke dalam kamar mandi. Tiga hari berlalu sejak prank itu. Emma yang ketakutan meminta kakaknya untuk tidak melakukan itu lagi. Mau tidak mau, Elly menurutinya atau ia akan dimarahi ibu.
Elly menyalakan shower. Air hangatnya yang bening keluar, membasuh rambut serta kulitnya. Bau aromaterapi yang bercampur bau anyir menambah suasana tenang.
Eh, anyir?
Elly membuka matanya. Air bening telah berubah warna menjadi merah.
Ia mematikan shower, membuka penutupnya. Apakah Emma ingin balas dendam? Kurang ajar anak itu!
Tapi, sepertinya yang dipikirkan Elly salah.
Tidak ada pewarna makanan di dalam lubang shower.
Dan lagi, mana ada pewarna makanan yang berbau anyir?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Stories
HororSelf-made creepy stories. Language : Bahasa *** Tenang aja, selama lu gak bisa ngeliat, gak bakalan ada sosok gaib yang ikut baca cerita ini di belakang lu. Tapi hati-hati aja, mungkin lu gak bakal berani meremin mata waktu keramas.