36. Sssstt!

147 19 3
                                    

"DIO!" Suara keras itu membuat anak lelaki yang mempunyai nama tersebut menoleh. Ia melepas headset yang menghiasi kedua telinganya.

"Biasa aja dong manggilnya Bri."

"Lo daritadi udah gue panggilin baik-baik tau! Giliran diteriakin baru denger." Ungkap Brian, teman sebangkunya.

"Makanya, headset nya jangan dipake terus. Kan orang jadi susah kalau mau manggil."

"Alah gapapa, ditepuk kan bisa." Dio bandel. "Ada apaan?"

"Kantor guru." Dio bangkit, menyanggupi permintaan Brian untuk menemaninya. Tidak lupa memasang headset lagi dan menyetel lagu favoritnya dengan volume kencang.

Sebelum sampai ruang guru, mereka melewati berbagai ruangan. Toilet, deretan kelas IPS, juga laboratorium.

"Sssstt!"

Dio lantas berhenti. Melepas headset dan menengok ke belakang. Tidak ada siapapun. Brian yang sadar bahwa temannya tidak sejajar, ikut berhenti.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Kaya ada yang manggil gue."

"Gak ada yang manggil elo kok."

"Bukan nama, cuma kaya 'sst' gitu."

Dahi Brian mengerut. "Gue gak denger apa-apa tuh."

"Yakin lo Bri? Itu tadi 'sst' nya kenceng banget loh. Kedengeran jelas di kuping gue, padahal volume headset gue kenceng."

"Lo liat sekeliling, ada orang lain? Daritadi cuma kita yang lewat di sini."

Dio mulai keheranan. "Jangan bercanda lo Bri."

"Gue gak bercanda Dio."

"Tapi tadi bener-bener ada yang ngomong 'sst' tepat di kuping gue!"

Brian terdiam, tidak menjawab lagi sementara bulu roma Dio mulai berdiri. Kalau ia bisa mendengar panggilan itu dengan lancar meski ia memakai headset, otomatis Brian juga mendengarnya. Tapi, cowok itu mengaku bahwa daerah di sekitarnya sepi.

Lantas, itu tadi apa?

***
Hati-hati yang suka pake headset..

Ghost StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang