Selang beberapa waktu lagi sebelum ujian ksatria sihir dimulai, [name] berlatih keras meningkatkan teknik pemisah materialnya agar mempermudah anak pungut satu ini untuk masuk ke squad yang diinginkan nya.
"Teknik sihir pemisah: sihir air: meriam air!"
Pohon di depannya langsung meledak tidak tersisa, selain keakuratan dalam menembak, [name] juga ahli dalam kecepatan dan bertarung.
Siapa gurunya?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yo, bocah. Kau latihan disini lagi ya?" Suara berat dari belakang tidak menggoyahkan konsentrasi MC kita yang ini. [name] terus menembakkan meriam air ke pohon, ada yang menembus, hanya berlubang dan ada yang hancur hingga ke akar.
"Hoi!" Sekali lagi orang itu memanggil tapi si doi tidak merespon. Karena kesal akhirnya gerangan yang memanggil tadi menebas tanah di depan [name].
"HE-!? Ulah siapa ini samsuri!?"
"HOI!"
"Hah? Suara siapa tuh!? Keluar kau wahai penunggu hutan mati!"
"Jangan abaikan orang yang sedang memanggilmu, bocah!"
[name] langsung menoleh ke belakang dan mendapati sesosok Yami Sukehiro sedang merokok di atas pohon.
'Mirip penunggu'
"Apa!?"
"Tidak, hanya mendengar keributan disekitar sini. Kukira ada bandit, ternyata kau lagi-lagi berlatih di sini" Yami turun dan mendekat ke [name].
"Lalu...bagaimana hasil la- apa apaan ini!? Semua pohonnya..." Semua pohon hampir tumbang karena ulah [name].
Sejak 4 hari lalu setelah dia menerima grimoire. Dia terus berlatih di hutan mati yang dimana kita hanya dapat mengeluarkan sedikit mana.
"A- itu...aku hanya sedikit melampaui batas, hehe"
Mata Yami sudah menggelap dan bersiap melahap apapun yang ada di depan nya. "Tumbuhkan semua pohon dan pulang." Katanya dengan penekanan di sepanjang kalimat.
"Ba-baik!!"
Yami Sukehiro, dia adalah guru [name] dalam bertarung, kadang juga sang Papa yang mengajarinya.
