3.2

467 68 17
                                    

Kerajaan Clover beberapa tahun yang lalu..

"[Name], kau nggak lupa latihan hari ini jam berapa, kan?" Suara baritone itu menggema di telinga gadis biru yang sedang mengasah pedangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"[Name], kau nggak lupa latihan hari ini jam berapa, kan?" Suara baritone itu menggema di telinga gadis biru yang sedang mengasah pedangnya.

"Aku lupa, memangnya jam berapa. Dan kenapa harus latihan, aku kan mau pergi ke pasar?" Parasnya yang cantik sering menipu banyak orang yang menganggap dirinya itu polos, anggun dan elegan.

"Kau ini bodoh ya, apa tujuan kita kembali ke masa lalu?!"

"Bisakah kau diam, aku pengen matcha.. aduh Asta sedang apa ya, Yuno juga, Noelle juga, teman-teman yang lain juga sedang apa ya?" Manik biru itu memandang ke atas, menyaksikan langit pagi yang indah. Namun entah sampai kapan keindahan ini akan bertahan, dan entah bisa dipertahankan atau tidak.

Bayangan lautan darah membanjiri pikirannya, suara-suara aneh yang memekakkan telinga terus-terusan terngiang.

"Aku pengen balik, boleh nggak?"

". . . Mau mati kapan?"

"Ayolah Han~ aku kangen babu-babuku huhuuu~!!"

Pria surai putih dengan sebagian biru itu memasang wajah muak, masternya ini memang anak kecil, sangat kecil!

Di sisi lain, Harita dan Ran beradu argumen tentang Isolde yang akan mati di tangan [Name].

"WOI, BISA KITA MAJU KE TIMELINE LAIN NGGAK?!"

"BUNUH ISOLDE DI TIMELINE INI DULU MASTER NGEN–!"

"Oh."

Akhirnya mau tak mau [Name] harus berlatih terus menerus sampai dirinya mau mati, kehabisan manna dan bahkan patah tulang. Selama bertahun-tahun ia lewati dengan penuh penderitaan dan canda tawa, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba.

Hari di mana [Name] akan melawan Isolde dan menjalani takdir yang sudah ditentukan.

"Nona, aku sejatinya hanyalah kalung berlian yang tidak berguna. Tapi kau mau memungutku dan bahkan menganggapku seperti manusia, beberapa hari yang lalu kau bicara soal takdir yang tak bisa dihindari, kan? Takdirku yang ini juga tak bisa dihindari, gunakan kekuatanku untuk pergi ke sana, sebagai gantinya.. kau tak akan bisa bertemu lagi denganku."

Ran, si api dengan wajah setenang air menggenggam kedua tangan [Name]. Kalimatnya barusan nampak seperti salam perpisahan, walaupun mereka belum lama ini bersama tapi kenangan mereka sangat banyak.

"Kau tahu, Ran. Mungkin saja orang-orang benar soal dirimu, kau ini sangat baik. Bahkan lebih dari baik, aku akan dengan senang hati menerima kekuatanmu. Biarlah pengorbananmu menjadi kunci keberhasilanku."

Setelah dialog itu, Ran perlahan menghilang menjadi butiran api di udara. Yang tak lama kemudian muncul sebuah tanda di lengan kiri [Name], tanda seperti kobaran api.

𝐑𝐄𝐁𝐎𝐑𝐍 | black clover x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang