Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menurutnya apa yang paling penting di dunia ini?
Harta,
Nyawa,
Tahta,
Rekan dan teman-temannya,
Atau dirinya sendiri?
Jawabannya tidak ada satupun dari opsi di atas, tumbuh menjadi seorang boneka yang diperintah kesana-kemari tanpa henti layaknya robot buatan, [Name] benar-benar menyedihkan.
Mengambil keputusan besar pun harus mencari pendapat kesana-kemari, tapi berbeda dengan yang sekarang. [Name] yang sekarang bukan [Name] yang lemah gemulai bak slime gagal.
[Name] yang sekarang lebih mementingkan keselamatan bersama daripada keinginan pribadinya, siapa dalang dibalik adanya Ras Laut dan Ras Langit?
Siapa yang berani-beraninya ikut campur tangan dalam serial favoritnya?
Entah siapapun itu, [Name] tidak akan pernah memaafkannya, barang sepersen sekalipun.
"Mama, ayo berangkat!"
Surai biru yang terurai bebas berkilau di bawah sinar mentari pagi hari, langkahnya disambut kicauan burung-burung dan harum bunga yang langka.
Jemari lentik perlahan mengayun pedang guna menebas semak-semak yang menghalangi jalannya, beringasnya seorang perempuan adalah ketika dia badmood tapi dipaksa melakukan sesuatu.
Dia bisa saja membunuhmu secara diam-diam tanpa menunjukkan celah sedikitpun.
"Harita, tunjukkan jalannya, ayo." Tangan kecil nan halus menggenggam telunjuk [Name] dan membawanya berlari ke suatu arah.
"T– hoi pelan-pelan!"
"Ahaha, aku selalu bermimpi seperti ini! Aku bermimpi berada di suatu tempat yang indah dan berlarian bersama mama!"
Layaknya seorang ibu yang mendengar mimpi dari anaknya, [Name] merasa dirinya benar-benar sudah menjadi seorang ibu kali ini.
Senyuman kecil terpampang jelas di wajah, memandang si hijau berlari membawa dirinya menuju suatu tempat. Bau harum alam yang lebih bebas menusuk penciuman, manik birunya berkilau tak sabar menanti hal baru yang akan menyambutnya di belakang tirai dedaunan yang tersusun rapi.
"Kita sampai, mama, coba lihat~"
Tangan kanan Harita menyibak tirai daun itu, cahaya terang menerpa nayamnya, keindahan yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata, bak surga tersembunyi.
