"Lupain aja semua yang aku omong tadi. Aku yang salah dan serakah. Ga seharusnya ngomong kaya gitu. Yang penting kamu masih ada di samping aku, aku udah bahagia kok. Maaf ya"
Arin mengingat perkataan Jeremy dua minggu yang lalu, setelah Jeremy menyampaikan perasaan 'tidak suka'nya.
Walaupun Arin sudah berusaha untuk melupakannya, Arin masih mengingat dengan jelas perkataan Jeremy. Walaupun Arin dan Jeremy sudah bersikap kembali seperti biasa, Arin masih memikirkannya tiap malam. Karena itu juga, mau tidak mau Arin juga memikirkan perasaan 'aneh'nya pada Mark.
"CHRYSANTARIN GIFTY YANG PALING CANTIK DI ANTARA CAKRAWALA DAN DUA SAMUDRA, PANGERAN BERMOBIL BENZ PUTIH SUDAH SIAP MENJEMPUT TUHHHH", panggil Steven, memecah lamunan Arin.
Dengan segera, Arin mengambil sebuah paper bag yang ia siapkan lalu turun ke lantai satu, menghampiri Steven yang sedang asyik menonton televisi.
Hari ini ulang tahun Jeremy. Seperti biasa, ulang tahun Jeremy akan dirayakan di hotel besar pada akhir minggu. Namun karena hari ini tepat Jeremy berulang tahun, Jeremy ingin merayakannya bersama orang-orang spesial. Perayaan di hotel besar itu, kata Jeremy, hanyalah acara simbolis kantor kakeknya.
"Cantik banget sih adiknya abang", ujar Mikha, yang ternyata sudah ikut duduk di samping Steven.
"Jelaslah, kan adiknya aku", celetuk Steven.
"Adiknya aku juga, ya!"
"Ih, Arin tuh di bawah aku persis. Kalau dirimu kan adik langsungnya aku. Makanya, yang harus diperhatiin lebih sama dirimu itu aku!"
"Ya udah sini, dek Steveeeennn", goda Mikha, merangkul Steven dan bersiap mencium pipi 'adik'nya itu.
Arin menatap geli kedua kakak kembarnya.
"Halo abang-abangnya Ariiiinn, aku pergi dulu yaaa", pamit Arin.
"Sama Jeremy?", tanya Steven. Arin menganggukkan kepala.
"Ya udah, pulangnya jangan kemaleman ya, dek", tambah Mikha. Arin menganggukkan kepalanya lalu meninggalkan kedua abangnya yang sekarang sedang berebut remote tv.
Sampai saat ini, Arin masih bingung. Kedua kakak kembarnya tiba-tiba saja mengetahui bahwa pemilik mobil benz putih yang sempat jadi perbincangan itu adalah Jeremy. Tiba-tiba saja, seminggu yang lalu Steven dan Mikha mengetahuinya. Arin duga, Papa Mamanya sudah memberitahu hal ini. Berbeda dengan Jona, Mikha dan Steven tidak berkomentar apapun, bersikap santai seperti barusan.
Tidak apa-apa. Cukup seperti ini. Arin tidak tega pada Jeremy kalau ketiga kakaknya itu membenci Jeremy. Cukup Jona, yang saat ini masih berusaha menerima kehadiran Jeremy.
"Maaf ya lama", ujar Arin begitu ia duduk di mobil.
"It's okay"
"Kita mau kemana, Rem?"
"Mau ketemu Papa"
"Papa?!", bingung Arin. Seingatnya, Jeremy tidak mempunyai Papa. Arin ingin bertanya lagi, namun begitu melihat wajah bahagia Jeremy saat menyebut 'Papa', Arin enggan untuk bertanya.
"Iya. Kita ketemu Papa aku"
***
"Terus abis itu lo ga ada ngehubungin Arin lagi?", tanya Kalvin.
"Iya", jawab Mark. Baik Kalvin dan Mike langsung mendecak kesal.
Mereka bertiga sedang berada di kamar Mike. Mamanya baru saja membuat beberapa makanan. Daripada berlebih, Mike pun menghubungi kedua temannya itu. Saat makan, Mark pun menceritakan kejadian setelah pembekalan KKN. Di mana Arin memilih pulang bersama Jeremy dan menyuruhnya pulang bersama Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooms in Autumn
FanfictionKarena setiap bunga akan mekar pada musimnya masing-masing... Cast : Oh My Girl's Arin as Arin NCT's Mark as Mark Park Jihoon as Jeremy