Arin duduk di ranjang UGD. Menatap handphonenya yang baru dikembalikan oleh Sonia setelah semalaman disimpan dan dicharge olehnya.
Arin memberi kabar kepada kedua orang tua dan ketiga kakaknya yang khawatir. Menyuruh mereka untuk tidak usah menghampirinya di pelosok desa. Cukup dengan mendoakannya agar segera pulih. Walau Arin yakin, dirinya sudah cukup pulih untuk kembali beraktivitas.
Arin juga telah mengusir Jeremy. Menyuruhnya untuk kembali ke lokasi KKNnya. Jeremy sempat menolak, untungnya Wahyu membantunya dengan sebuah ancaman.
"Pulang sekarang atau gue telpon Andre... ah bukan, gue telpon langsung Kakek lo"
Arin tersenyum mengingatnya. Lucu ketika Jeremy menatap kesal Wahyu dan akhirnya menyerah.
Kembali Arin tatap layar handphonenya. Ia tatap riwayat panggilannya. Panggilan terakhirnya sebelum traumanya mengambil alih tubuhnya. Ada sebuah penyesalan di dalamnya.
Mengapa... mengapa ia harus menelpon Mark? Dua kali pula!
Mengapa Arin berharap pada Mark jika pada nyatanya Mark tidak menghubunginya kembali? Bahkan sampai saat ini, tidak ada pesan yang masuk dari Mark, jika seandainya Mark benar-benar sibuk.
Kecewa. Itu yang Arin rasakan.
Kecewa karena Arin berharap Mark akan datang menenangkannya seperti dulu.
Kecewa karena Arin berharap Mark akan datang merengkuhnya.
Tapi...
Mengapa Arin harus merasakan kecewa? Toh mereka bukan...
"Ah!", kesal Arin. Ia menggelengkan kepalanya, berharap ingatannya tentang kejadian sepulang dari tempat wisata hilang.
Ingatan tentang bagaimana Mark menyatakan perasaan dan mencium pipinya.
Tring... Tring...
Handphone Arin kembali berbunyi. Dengan cepat, ia segera memeriksanya. Berharap sebuah nama muncul di layar handphonenya.
Namun begitu ia memeriksanya, ia kembali kecewa. Itu bukanlah nama yang ia tunggu. Melainkan Jeremy.
"Halo, Rem?"
"Kamu gimana?"
"Udah gapapa Remyyy....", tawa Arin. Lucu mendengar suara Jeremy yang khawatir padanya. Kalau dipikir-pikir, ini kedua kalinya Jeremy menelponnya selama KKN.
"Beneran gapapa? Kamu udah makan? Begitu selesai proker aku ke sana lagi ya. Kamu mau dibawain apa?"
"Ga usah, Remy. Kamu ga usah dateng ke sini. Dari lokasi kamu ke sini itu jauh. Lagipula, kamu itu ga boleh asal meninggalkan lokasi loh! Kalau nanti kamu dihukum suruh ngulang KKN gimana? Mau?"
"Gapapa, nanti aku ajak kamu buat nemenin aku KKN"
"Emang aku mau?"
"Harus mau dong! Masa aku sendirian ngulang?"
"Nanti aku minta tolong Wahyu suruh temenin kamu"
"Apalagi dia. Jangankan ngulang, KKN nambah satu hari aja dia pasti bakal marah-marah. Hahaha". Keduanya pun tertawa.
"Maaf ya, Rin"
"Kenapa minta maaf?"
"Maaf ya selama KKN aku malah jauhin kamu. Bahkan aku tahu kamu sakit dari Wahyu. Maaf ya"
"Gapapa, Rem. Aku ga apa-apa. Aku malah mau bilang makasih karena kamu bela-belain dateng ke sini cuma buat... tenangin aku...", ujar Arin, malu. Jeremy tersenyum mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooms in Autumn
FanfictionKarena setiap bunga akan mekar pada musimnya masing-masing... Cast : Oh My Girl's Arin as Arin NCT's Mark as Mark Park Jihoon as Jeremy