Arin melangkah keluar kelas. Kelas hari ini sangat mengesalkan baginya. Dari terlambat masuk, ditegur dosen di depan kelas, hingga pembagian kelompok diskusi yang membuat Arin harus menanggung derita hingga semester ini berakhir. Keterlambatannya masuk kelas membuat Arin harus duduk bersama para mahasiswa lain yang telat, atau lebih tepatnya sengaja telat, atau malah tidak niat masuk kelas. Awalnya Arin tetap mengikuti materi seperti biasa, hingga akhirnya Pak Winoto, dosen Kimia Pangannya itu, menetapkan kelompok diskusi yang berfungsi untuk melakukan presentasi, membuat rangkuman presentasi kelompok lain, dan debat kelompok saat Pak Winoto melemparkan sebuah permasalahan.
Masalahnya, kelompok diskusinya ini ditentukan berdasarkan posisi duduk. Menurut Pak WInoto, jika duduk dalam satu baris yang sama, berarti mahasiswa tersebut sudah saling mengenal dan dapat memberikan performa yang baik dalam kelompok diskusinya. Arin setuju dengan ide itu, tapi sialnya Arin hari ini duduk bukan bersama sahabatnya, melainkan para mahasiswa yang telat bersamanya. Muka-muka yang sering Arin lihat membolos dan merokok di kantin kampus. Kalau nilainya bagus sih tidak apa-apa, mereka ini adalah nama-nama yang sudah terkenal di angkatannya sebagai mahasiswa yang selalu menghilang ketika diajak tugas kelompok. Ada Adrian, Galih, Ridwan, dan Kak Mila.
Awalnya Arin menaruh harapan pada Kak Mila, tapi begitu kelas usai, Kak Mila langsung menghampirinya. Meminta ID Line dan mengatakan bahwa tugasnya dibahas via online saja. Karena katanya dia sibuk organisasi. Hal itu pun langsung disetujui oleh Adrian, Galih, dan Ridwan. Arin hanya bisa tersenyum mendengar dan mengangguk pelan, padahal hatinya sudah mengumpat sejak tadi.
"Lagipula, tumben banget kamu telat, Rin", tanya Dayana begitu sampai di kantin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dayana ini teman sekolahnya sejak 9 SMP. Dayana yang murid baru ini, duduk di belakangnya, membuat mereka menjadi akrab dan bahkan duduk bersama beberapa bulan kemudian. Memiliki minat yang sama sejak mereka bertemu, membuat mereka selalu bersama hingga saat ini.
"Ga usah tanya. Aku jadi kepengen sumpah serapahin Bang Setep", jawabnya sambil meminum es teh di hadapannya.
"Duhhh, kenapa lagi sama Bang Setep sih, Rin?"
"Hari ini dia ga masuk kantor, karena langsung ke acara kantor. Karena ga mesti berangkat pagi, dia begadang, ga tau ngapain, sama Bang Mika Bang Jona juga sih. Cumaaaaa Bang Mika Bang Jona mah bisa bangun pagi, lah dia? Mesti aku ancam dulu baru bangun", kesalnya.
"Kalau gitu kenapa ga berangkat pagi aja sama Bang Mika atau Bang Jona aja? Kamu kan bisa ke kosan aku dulu kalau berangkatnya kepagian", tanya Yovita, temannya yang ia kenal saat awal kuliah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.