XXIX

51 12 2
                                    

Hai, lama tidak berjumpa berjumpaa 😊😊😊😊

***

Mark baru saja mencari beberapa literasi yang mendukung proposalnya. Syukurlah, kemarin siang, outline proposalnya diterima. Mark pun harus segera mengerjakan Bab 1 selagi kegiatan perkuliahan pada minggu ini masih tergolong longgar. Beruntungnya pula, seluruh blok pada semester 5 terbilang cukup 'nyaman' dibandingkan semester sebelumnya. Mark bisa dengan mudah membagi waktunya untuk mengerjakan proposal. Targetnya adalah, sebelum memulai blok ketiga, dirinya sudah sidang proposal.

Begitu Mark menyelesaikan urusan peminjaman, Mark melihat Arin berada di dekat loker, sepertinya sedang mengambil barang-barangnya. Dengan segera, Mark menghampiri Arin.

"Chrysantarin!"

Arin menoleh ke arah pintu perpustakaan, terlihat Mark yang sedang memegang erat belembar-lembar kertas dan sebuah notebook.

"Hai, Mark", jawab Arin sambil tersenyum pada Mark, membuat Mark tanpa sadar juga menyunggingkan senyumnya.

"Dari perpus juga?", tanya Arin begitu kelar membereskan barangnya. Mark hanya mengangguk.

"Ohh. Hmm... aku pulang duluan ya!", pamit Arin lalu melangkah menuju tangga.

"Chrysantarin!", panggil Mark ketika Arin baru saja menuruni dua anak tangga, membuat Arin refleks menoleh ke belakang.

"Hmm... sibuk ga?". Arin berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya.

"Mau... makan es krim?", tanya Mark.

Arin melihat jam tangannya. Mungkin tidak apa-apa jika makan es krim sebentar.

***

Di sinilah Arin, duduk di kedai es krim favoritnya, sambil menunggu Mark yang sedang memesan es krim. Arin sendiri bingung tiba-tiba Mark mengajaknya makan es krim, tapi Arin sendiri juga tidak mempunyai alasan untuk menolaknya.

"Nih", ujar Mark sambil memberikan semangkok es krim rasa coklat stoberi padanya.

"Makasih".

Keduanya pun memakan es krimnya masing-masing, sambil memikirkan topik apa yang sebaiknya dibicarakan.

"Mark"

"Chrysantarin"

Keduanya saling memanggil. Mark pun tersenyum.'

"Kamu duluan aja"

"Hmm... cuma nanya aja sih, lagi banyak tugas ya? Itu kertasnya banyak banget?", tanya Arin sambil menunjuk tumpukan kertas di atas notebook milik Mark.

"Ah... itu jurnal buat tambahan bab 1"

"Bab 1?"

"Proposal"

"Proposal PKL?"

"PKL?"

"Oh bukan ya? Terus apa?"

"Proposal skripsi", jawab Mark sambil menyuapkan sesendok es krim pada mulutnya. Arin terkejut. Mencoba mengingat apakah Mark mahasiswa semester tujuh atau lima.

"Hmm kalau kedokteran mulai ngurus skripsi semester lima. Fakultas lain ga tahu ya?", jelas Mark begitu melihat kebingungan di wajah Arin.

"Hehehe iya. Soalnya kalo aku baru mulai ngurus proposal PKL. Itupun belum bisa sekarang. Mungkin seminggu lagi, setelah pembekalan". Mark pun mengangguk pelan.

"Kamu... tadi mau nanya apa?", tanya Arin.

"Hmm... cuma mau nanya kabar aja sih. Kayanya lagi banyak yang dipikirin ya?"

Blooms in AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang