Sudah hampir sebulan sejak Jeremy mengetahui keberadaan Joseph. Dan sudah hampir satu bulan juga, Andreas merasa tidak tenang. Bahkan, dia sudah mencari-cari lowongan pekerjaan jika saja Hendrawan atau Bapak Kepala mengetahui pertemuan mereka dan langsung memecat Andreas karena kelalaiannya menjaga informasi.
Yono, yang melihat Andreas hanya duduk dengan tatapan kosong sambil sesekali membuang nafasnya, jadi penasaran.
"Minum dulu, Nak", ujar Yono sambil menyodorkan segelas air hangat pada Andreas. Andreas yang kaget, refleks menegakkan badannya. Yono hanya tersenyum melihatnya. Walaupun Andreas bukanlah anaknya, tetapi hidup bersama Andreas hampir 10 tahun terakhir, membuat Yono sudah menganggap Andreas seperti anaknya sendiri. Begitupun Andreas, yang menganggap Yono dan Suci adalah orang tuanya, Hendrawan adalah pamannya, dan Andi adalah kakaknya.
"Makasih, Pak"
"Kamu ada masalah apa, Nak? Bapak lihat daritadi kamu ada yang dipikirkan. Ada masalah di kantor? Keluarga Ibumu nelpon minta duit lagi?"
"Engga, Pak"
"Atau kamu habis dimarahi Bapak Kepala atau Pak Hendrawan?"
"Engga, Pak"
"Lalu kenapa? Mukamu itu kusut sekali loh..."
"Engga apa-apa kok, Pak"
"Ya sudah, kalau kamu ga mau cerita. Tapi, kalau kamu butuh teman curhat, bisa loh ke Bapak"
"Iya, Pak. Makasih ya, Pak"
"Oh iya! Saya mau tanya...", jeda Yono sambil melihat ke sekitarnya. Memastikan tidak ada orang di dekat mereka.
"Saya mau tanya, apa benar Tuan Joseph sudah sehat kembali?"
"Sehat bagaimana? Bapak tahu dari siapa?"
"Kemarin, Bapak lagi beresi tanaman yang ada di dekat garasi. Di situ Bapak dengar Bapak Kepala dan Pak Hendrawan lagi mengobrol. Kalau Bapak tidak salah dengar, tentang Tuan Joseph yang sudah sehat dan bahkan sudah bisa berjalan. Bapak tuh bersyukur mendengarnya. Makanya, Bapak tanya kamu. Memastikan benar atau tidak. Kan kamu juga ditugasi buat jaga Tuan Joseph", jelas Yono.
Andreas kembali menghela napasnya. Berarti dr. Dion telah menyampaikan perkembangan Joseph kepada Alex dan Hendrawan.
"WOY!"
"Aduh Gusti!", latah Pak Yono. Andreas menatap pada sosok yang telah mengejutkan mereka. Terlihat Andi yang terkekeh melihat wajah terkejut Andreas dan Yono.
"Kamu itu! Tidak sopan mengerjai orang tua!", gerutu Yono. Andi hanya tertawa sambil mengambil air dari dispenser.
"Ngomongin apa sih, mukanya kok pada serius begitu?", tanya Andi sambil meminum airnya.
"Ini loh, Ndi. Andreas ini, daritadi mukanya kusut sekali. Bapak khawatir"
"Kenapa kamu, Ndre? Dimarahin Bapak Kepala? Pak Hendrawan? Atau sama Tuan Jeremy?". Andreas menggeleng, menepis seluruh tebakan Andi.
"Nak Andi, Bapak mau tanya. Apa benar Tuan Joseph sudah sehat? Kamu kan sering ikut ke rumah sakit, bareng Pak Hendrawan"
"Kalau ke rumah sakitnya sih sering, tapi ketemu Tuan Joseph sih saya belum pernah, Pak. Saya cuma nunggu di parkiran. Andreas tuh yang lebih tahu"
"Iya, Nak Andre, jadi gimana, apa benar Tuan Joseph sudah sehat?", tanya Yono penasaran.
"Saya tidak tahu, apakah Tuan Joseph sudah dikatakan sehat atau tidak, namun perkembangan Tuan Joseph dari sejak pertama kali saya berkunjung, sudah lebih baik. Tuan Joseph sudah tidak pernah marah-marah dan membanting barang", jelas Andreas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooms in Autumn
FanficKarena setiap bunga akan mekar pada musimnya masing-masing... Cast : Oh My Girl's Arin as Arin NCT's Mark as Mark Park Jihoon as Jeremy