LII

49 11 6
                                    

Karena hari ini Oh My Girl 6th Anniversary, aku UPDATE!!! Yeayyyyy~

***

"Akhir-akhir ini, kamu selalu jemput saya. Ada apa?"

Andreas diam, dirinya lupa jika Jeremy akan mencurigainya. Jelas Jeremy akan curiga, jika dari hari Jeremy dipulangkan dari tempat KKN, hingga lima hari setelahnya, Andreas selalu mengantarjemputnya.

"Kamu tahu kan, saya males dijemput begini?", tanya Jeremy kembali.

"Tidak apa-apa kok, Tuan"

"Ga usah bohong"

Andreas diam. Sedang memutar isi kepalanya, mencari alasan yang sekiranya mudah dipercaya oleh Jeremy.

"Maaf Tuan, saat Tuan sedang mengikuti KKN, Bapak Kepala menegur saya"

"Kakek tua itu marah kenapa?"

"Bapak Kepala menegur saya karena saya sering tidak menemani Tuan. Ditambah lagi, Tuan sudah mulai jarang bertemu dengan beberapa perempuan yang... disarankan untuk Tuan", bohong Andreas.

"Ohh... jadi makanya sekarang kamu jemput-jemput begini?"

"Iya"

"Oke, saya maklumi. Untuk urusan perjodohan ga jelas itu, biar saya yang selesaikan"

"Maksud, Tuan?"

"Sebentar lagi... saya sama Arin..."

"Baiklah, Tuan", ujar Andreas, memotong perkataan Jeremy. Ia paham solusi yang dimaksud oleh Jeremy. Andreas kembali melajukan mobilnya.

"Hari ini saya ingin bertemu Papa", ujar Jeremy saat mobil terhenti karna lampu merah.

"Maaf, Tuan, tidak bisa...", jawab Andreas, sambil mencari alasan agar kebohongannya yang kedua ini, bisa dipercayai Jeremy.

"Kenapa?"

"Hmm... beberapa hari yang lalu, dr. Dion berpesan untuk tidak menjenguk Tuan Joseph dulu. Ada jenis obat dan perawatan baru yang diberikan pada Tuan Joseph"

"Lalu?"

"Tuan Joseph butuh banyak istirahat. Nanti dr. Dion akan mengabarkan kembali kapan kita bisa kembali menjenguknya"

"Aneh ya...."

"Ke... kenapa Tuan?", panik Andreas, takut jika kebohongannya diketahui Jeremy.

"Seinget saya, dr. Dion bilang Papa udah membaik, bahkan dosis obatnya saja sudah perlahan dikurangi. Aneh saja jika tiba-tiba obatnya diganti", curiga Jeremy.

"Apapun yang diberikan, saya yakin dr. Dion akan memberikan yang terbaik untuk Tuan Joseph", ujar Andreas. Jeremy mengangguk setuju.

***

"MARK HERFST LO BEGO!"

"Sumpah baru kali ini gue ngerasa gue jauh lebih pinter daripada lo, Mark"

Mark hanya diam, membiarkan kedua sahabatnya mencacinya. Mark rasa, ia memang pantas menerima cacian kedua sahabatnya itu.

"Kenapa sih lo malah bikin ribet, Mark?", tanya Kalvin setelah puas mencaci Mark.

"Gue ga ada niatan kaya gitu, Kal. Lo pasti paham maksud gue gimana"

"Paham! Jelas gue paham. Tapi bukan kaya gini caranya, Mark"

"Gue juga ga mau kaya gini. Tapi ini terjadi di luar dugaan gue", kilah Mark.

"Mark, harusnya begitu lo tahu Arin sakit, lo langsung samperin dia. Apalagi begitu lo tahu, orang pertama yang dia hubungin waktu sakit itu lo", kesal Kalvin.

Blooms in AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang