X

63 15 0
                                    

Hai semuanya! Cuma mau nyapa aja kok, sesekali boleh lah author note nya ditaruh di awal part hehehe. Hitung-hitung perayaan part ke sepuluh! Ga penting kan? Abaikaaaaaan~

Selamat membaca!!!

***

"Jadi, kamu ga ada KTM?", tanya Selena setelah mengabsen para praktikan. Tadinya Yovita dan Dayana ingin menemani Arin, namun Selena dengan tegas menyuruh Dayana dan Yovita untuk segera masuk ke dalam lab.

"Iya, Mba. KTM saya hilang. Saya sudah membuat surat kehilangan dan kemarin saya menghubungi bagian administrasi pusat, namun Pak Heru, yang bertugas mengurus KTM, sedang cuti selama seminggu ini", jelas Arin sambil menunduk. Sejujurnya Arin tidak ingin menunduk seperti ini, namun tatapan Selena sangatlah tajam, rasanya seperti ingin menerkam Arin.

"Kamu ga nanya ke bagian lain?"

"Sudah, Mba. Cuma, katanya lebih baik menunggu Pa Heru datang. Karena yang benar-benar bisa menanganinya hanya Pak Heru"

"Tunggu sini, saya tanya Bu Widya", Selena kemudian masuk ke dalam dan menutup pintu lab. Arin kemudian mundur selangkah dari pintu lab. Dirinya sedang mempersiapkan diri untuk dimarahi oleh Bu Widya. Lima menit kemudian, Bu Widya dan Selena datang ke hadapannya.

"Jadi KTM kamu hilang?", tanya Bu Widya.

"Iya, Bu"

"Kok bisa hilang?"

"Dompet saya dicuri saat sedang olahraga di GOR", bohong Arin. Bagaimana mungkin dia menjelaskan perihal yang tejadi sebenarnya. Bahwa KTM dia ditahan oleh seorang mahasiswa kedokteran.

"Bagaimana bisa?"

"Saya sedang berolahraga bersama kakak saya, lalu tas kami disimpan di loker. Begitu saya sampai di loker, kondisi loker saya sudah rusak dan tas saya sudah tidak ada", bohong Arin lagi.

"Berarti kamu yang ceroboh karna tidak menyimpan barang dengan baik"

"Iya, Bu, saya ceroboh", ucap Arin. Dia sudah tidak sanggup kalau harus beradu argumen dengan Bu Widya.

"Ya sudah, kalau gitu tunggu KTM kamu jadi baru ikut praktikum", tegas Bu Widya.

"Tapi, Bu.."

"Kalau sudah jadi baru menghadap saya", final Bu Widya lalu masuk ke dalam lab.

"Sorry ya, gue ga bisa bantu", ujar Selena sambil tersenyum sinis lalu masuk ke dalam lab.

"Sorry ya, gue ga bisa bantu", ujar Selena sambil tersenyum sinis lalu masuk ke dalam lab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAHAHA benar dugaan Arin, kalau Selena ini masih menyimpan dendam padanya. Ditambah dengan kejadian seperti ini, pasti Selena senang sekali.

Arin pun membalikkan badannya, menuju kursi tunggu di dekat lab. Begitu duduk di kursi, Arin pun membuang nafas kesal. Berusaha untuk meringankan rasa kesal, marah, dan benci yang dirasakannya. Kesal karena ia harus mengatur jadwal kegiatannya di minggu depan, marah pada Mark yang ternyata tidak mengantarkan KTMnya, dan benci pada penghinaan yang diberikan Selena padanya. HAHAHA Arin akan terus mengingat senyuman sinis dari Selena. Emosi yang dirasakannya ini berujung pada air mata yang tanpa disadari jatuh.

Blooms in AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang