Mei, 2009
"Mark, Papa mau ketemu sama Bu Lia ya, yang punya kebun bunga di Lembang. Mumpung dia lagi ke sini", ucap Thomas, sang Papa.
"Iya, Pah", jawab Mark.
"Nanti, kira-kira jam satu bakal ada yang ambil pesanan bunga ya. Mba Dian, krisan ungu. Udah Papa siapin di ruang simpan. Bisa kan?", tanya sang Papa khawatir.
"Bisa Pah. Cuma ngasih pesanan doang kan? Nanti kalo ada yang pesen bunga dadakan, aku juga bisa kok Pah. Tenang aja", jawab Mark sambil tersenyum.
"Jangan, Nak. Kalau ada yang pesen bunga dadakan, bilang aja kita lagi tutup", ucap sang Papa, Thomas.
"Aku bisa kok, Pah", jawab Mark agak ngotot.
"Jangan, Nak. Pokoknya jangan. Daripada pelanggan Papa kabur karna buket buatan kamu. Ok?", canda Thomas sambil mengambil kunci mobil.
"Oke deh", jawab Mark. Cukup kecewa. Padahal dia merasa buket buatannya cukup layak untuk diterima oleh pelanggan. Bahkan pekerja lain pun mengakui bahwa buket bunga buatannya sangat indah. Namun, sang Papa tak pernah mengizinkannya untuk melayani pemesanan buket bunga.
"Papa pulangnya mungkin malem, kamu bisa makan sendiri kan?"
"Bisa, Pah. Aku udah gede begini. Ga perlu diingetin soal makan, Pah"
"Soalnya kalau kamu udah baca buku, pasti lupa makan!". Mark pun hanya bisa terseyum miris. Papanya benar. Membaca adalah hobi yang menyenangkan baginya tapi cukup menakutkan bagi sang Papa. Bagaimana tidak menakutkan? Jika Mark bisa duduk diam di sofa, membaca buku-buku hingga berjam-jam dan hanya ditemani oleh kopi. Pada akhirnya, Mark akan merasakan sakit pada perutnya dan berujung membuat panik sang Papa.
Merangkai bunga dan membaca adalah hobi Mark. Ketika anak laki-laki seusianya memilih olahraga atau bermain game sebagai hobinya, Mark cukup merangkai bunga atau membaca untuk menghilangkan rasa penat dari kegiatan sekolah. Apalagi sejak Mark jatuh hati pada nikmatnya kopi, rasanya sang Papa merasa menyesal telah mengajak Mark bertemu temannya yang merupakan pemilik kedai kopi. Karena sejak itu, meminum kopi menjadi rutinitasnya sehari-hari.
"Oh ya, Pah. Kalau gitu, aku ke kedai Om Rudi ya sehabis Mba Dian ambil pesenan?", tanya Mark. Daripada dia harus berdiam diri di rumah hingga malam, lebih baik dia mampir ke kedai Om Rudy. Membaca buku-buku yang ada di sana sambil meminum espresso kesukaannya. Membayangkannya saja, sudah membuat Mark tersenyum.
"Jangan beli kopi ya! Beli susu coklat aja!", kata Thomas sambil menuju mobilnya. "Inget ya Mark. Beli susu aja!", teriak Thomas dari dalam mobilnya. Mark hanya tersenyum geli mendengar larangan sang Papa.
"Ga janji ya, Paaa!", jawab Mark ketika mobil Thomas sudah melaju meninggalkan toko bunganya.
Mark pun kembali masuk ke dalam tokonya. Sambil menunggu pelanggan, Mark mengambil salah satu novel yang baru saja Ia dapatkan dari perburuan di toko buku bekas. Mengambil posisi duduk di dekat pintu masuk toko, Mark kemudian larut membaca 'hasil berburu'nya. Hingga suara pintu terbuka membuat Mark tersadar. Mark pun langsung meninggalkan bukunya (yang tinggal lembar-lembar terakhir) di atas meja dan berlari membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooms in Autumn
FanfictionKarena setiap bunga akan mekar pada musimnya masing-masing... Cast : Oh My Girl's Arin as Arin NCT's Mark as Mark Park Jihoon as Jeremy