Februari, 2009.
Jeremy melangkah pelan menuju rumahnya. Kegiatannya sebagai siswa kelas 9 SMP cukup menguras energinya.
Sambil menghitung jumlah latihan soal yang harus dikerjakannya malam ini, Jeremy membuka pagar. Sesampainya di teras, ia melihat dua pasang sepatu yang tidak pernah dilihatnya. Dari modelnya, seperti sepatu pria, pikir Jeremy. Ketika hendak membuka pintu, Jeremy mendengar suara seorang pria dan suara sang Nenek. Percakapan mereka membuat Jeremy membatalkan diri untuk masuk ke dalam rumah, melainkan berdiam diri di depan pintu dan mendengar percakapan tersebut.
"Ibu, tolong maafkan saya. Tapi saya harus mengambilnya", suara seorang pria.
"Beraninya kamu berbicara seperti itu setelah kamu melakukan hal jahat pada kami!", jawab sang Nenek. Jeremy terdiam. Dia tidak pernah mendengar sang Nenek berbicara dengan intonasi seperti itu.
"Ibu, saya hanya melakukan perintah Pak Kepala"
"Ya karena itu! Dulu kalian telah menghancurkan keluarga kami. Setelah itu kami bersusah payah untuk kembali hidup. Dan sekarang? Saat hidup kami sudah nyaman, kalian datang dan ingin mengambil cucu saya? Kalian gila!", cerca Nenek.
Jeremy terdiam. Cucu yang dimaksud Neneknya adalah dirinya, bukan? Siapa lagi cucu Neneknya selain dirinya? Sang mama adalah anak satu-satunya Nenek, dan Jeremy adalah anak satu-satunya Mama. Sudah jelas kan, 'cucu' yang dimaksud adalah dirinya?
"Sebagai gantinya, kami akan memberikan perawatan terbaik untuk Ibu Tiara dan juga pendidikan yang bagus untuk Jeremy", kata seorang pria. Dari suaranya, pria tersebut berbeda dengan pria sebelumnya.
"Remy...?", panggil sang Mama sambil membuka pagar rumah. Pantas saja hanya ada suara Nenek di dalam, ternyata Mama sedang berada di luar rumah.
"Mama habis darimana? Mama kan lagi sakit", kata Jeremy khawatir. Jeremy pun langsung menghampiri sang mama.
"Kok Remy di depan pintu, kenapa ga masuk?", tanya sang Mama sambil berjalan menuju pintu rumah. Baru dua langkah dari pagar, suara Nenek berteriak membuat sang Mama panik. Sang Mama pun langsung melangkah cepat menuju rumah. Jeremy yang melihatnya ikut berlari pelan di belakang mamanya. Ketika pintu terbuka, tampaklah dua orang pria yang berdiri dan Nenek yang sedang duduk menahan emosinya.
"Ibu! Ibu kenapa?", tanya Mama khawatir. Jeremy hanya terdiam di dekat pintu. Menyaksikan kepanikan sang Mama, emosi yang tertahan sang Nenek, dan wajah dingin kedua pria yang Jeremy tak kenal. Satu dari dua pria tersebut menyadari kehadiran Jeremy lalu menghampirinya. Jeremy perlahan mundur.
"Kamu ga usah takut, saya hanya ingin membantu kamu, mama, dan nenek kamu. Jadi kamu..."
"DIAM!", teriak Mama lalu berlari untuk memeluk Jeremy.
"Kalian pergi dari sini! Jangan ganggu keluarga kami. Pergi! Saya bilang PERGI!", jerit sang Mama. Mendengar ada keributan di dalam rumah, Pak RT pun memasuki rumah Jeremy berusaha melerai dan menenangkan. Melihat kehadiran orang lain, kedua pria itu langsung pamit tanpa izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooms in Autumn
FanfictionKarena setiap bunga akan mekar pada musimnya masing-masing... Cast : Oh My Girl's Arin as Arin NCT's Mark as Mark Park Jihoon as Jeremy