Jealous - Jakeni

1.3K 129 19
                                    

Pisang golek pisang kepok

Rasanya wuenak e 🍌

PapahCendol

───────────────────── 𝔈𝔫𝔥𝔶𝔭𝔢𝔫𝔦𝔷

Riki berdiri menyandarkan punggung pada dinding, melirik jam pada layar ponselnya sambil menanti seseorang. Tak lama kemudian, pintu apartemen di sebelahnya terbuka, ia buru-buru merapikan surainya lalu menyambut seseorang yang keluar dari sana.

"Selamat pagi, Jakeu!" Sapanya.

Lelaki bersurai hitam itu mematung sejenak, tampaknya ia sedikit kaget dengan kehadiran Riki kala itu.

"Kau, kenapa bisa ada di sini?"

"Yaa... biar kita bisa berangkat bareng,"

Lelaki itu tertawa meremehkan. "Tumben. Kemana ketua klubmu itu? Biasanya kalian selalu pergi ke sekolah sama-sama," Tuturnya dengan wajah sinis.

Riki sedikit tersinggung mendengar perkataannya. "Soal itu... kami kan sedang sibuk melakukan penelitian untuk lomba dua bulan lagi. Makanya aku sering bersamanya."

"Oh."

Dinginnya!

"Jakeu... kau masih marah soal kemarin?"

"Tidak juga,"

"Berarti masih marah, kan?"

"Sudahlah, lebih baik kau susul ketuamu itu,"

"Jake... sudah kubilang kan, kemarin itu kau salah paham." Ucapnya, menjelaskan sekali lagi. Walaupun ia tahu bahwa ia tidak semudah itu mau menerima penjelasannya. "Lagipula itu cuman insiden kecil. Kau tidak seharusnya membesar-besarkan masalah sederhana seperti itu, kan?"

"Huh?! Sederhana katamu? Berarti kalian biasa melakukan hal serupa selama ini?"

"Ti-tidak... bukan begitu maksudku─"

"Cukup!" Tukasnya. "Aku duluan, mau maraton sebelum ke sekolah..."

Sedetik kemudian, dia sudah melesat pergi meninggalkannya. Riki hanya bisa memandangi punggungnya, karena mustahil bagi dia untuk mengejar larinya itu.

"Aduh... kenapa dia harus cemburu separah ini, sih?!" Lirih Riki sambil memandanginya yang semakin menjauh.

Yah, Riki memang pacarnya─dia sang kapten sekaligus ace tim Basket SMK Enhypen, Shim Jake. Lelaki bertubuh tegap dan tinggi, si tukang provokasi. Riki sudah cukup banyak menghadapi cobaan sebab karakternya yang cukup merepotkan.

Salah satunya seperti saat ini. Jake sudah salah paham karena kejadian kemarin. Iya, insiden sial yang membuatnya berhadapan dengan sikapnya yang dingin.

Kemarin, di ruang klub karya ilmiah, Riki sedang merancang alat yang akan digunakan dalam penelitian. Hari sudah sore dan anggota lain sudah banyak yang pulang. Tapi ia masih mau menyelesaikan pekerjaannya, karena itulah ketua klubnya membantu Riki.

Waktu itu jarinya tak sengaja tergores benda tajam. Lelaki yang bersama Riki itu jadi ikutan panik dan berusaha menahan darah yang cukup banyak keluar. Dia memegangi tanganmu, namun sialnya saat itu Jake melihat mereka.

"Kalian... apa yang kalian lakukan berdua di kala matahari terbenam? Bermesraan?"

"Jakeu! I-ini tidak seperti yang kau pikirkan. Ketua hanya membantuku─"

"Berisik!"

Dan tentu saja Jake langsung meninggalkan Riki dan mengabaikan nya hingga hari ini.

1 2 3 ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang