Cerita ini tercipta karna ngeliat moment jakewon di enhypen hi ep.1 serius papih gak kuat, damagenya gumush banget ueueueue 😭✊
Ueueueueue 😭✊
─❀:ཻུ۪۪─
Jake terkekeh pelan saat lirik sosok mungil yang duduk gelisah di sampingnya. Jemari lentik Jungwon bertaut, sesekali tarik-tarik seatbelt karena terlampau bingung harus lampiaskan gugup dengan cara apa.
Kepala si mungil ditoleh ke jendela, dengan pandangan menerawang entah ke mana. Kadang Jungwon hela napas kecil, walau pelan, Jake bisa tangkap itu dengan seksama.
"Sayang,"
Jungwon toleh cepat, bibir bawahnya ditekuk lucu seperti ingin menangis. Aduh, lucu banget. Jake ingin unyel gemas tapi tak tega.
"Kakak, takut ..."
Sebelah tangan Jake diulur, usap lembut pucuk kepala kekasihnya sembari sesekali toleh pandang dari jalanan di depan.
"Takut kenapa, hm?" Jake ucap lembut, kembali berusaha tenangkan kesayangannya yang gelisah. "Kan kakak udah bilang, ayah sama bunda jinak kok,"
"Ih, kakak! Nggak boleh bicara gitu sama orang tua,"
Jake justru terkekeh, pipi bulat Jungwon dicubit kilas karena menggembung lucu. "Iya, maaf. Tapi maksud kakak, adek nggak perlu takut. Ayah sama bunda nggak kayak yang adek asumsikan,"
"Adek nggak asumsi apa-apa, kok!"
Jungwon bersungut, dengan alis menukik lucu dan tatapan tajam pada Jake yang tak nampak seram sama sekali. Jake gemas luar biasa, tapi bingung karna lagi nyetir.
Inginnya makhluk mungil itu diunyel dan dikecupi sampai lemas, ehe.
"Iya, iya udah. Pokoknya adek relax aja. Ayah, bunda pasti suka sama adek"
Jake putar kemudi, perjalanan udah masuk ke area perumahannya di Gyeonggi. Hanya dalan hitungan menit mereka akan sampai, tapi Jake sengaja tidak bilang, biar aja manisnya terka sendiri.
"Kenapa kakak yakin sekali?"
"Yakin yang mana ini?"
"Kalau ayah, bunda kakak pasti suka sama adek?"
Jake ulas senyum tampan, tepikan mobil dekat pohon besar yang rindang. Jungwon pandang sekitar bingung, tapi pilih diam aja sampai yang lebih tua tolehkan atensi sepenuhnya ke arahnya.