"Sunghoon... Jagain adeknya ya, mama sama papa pulangnya bakal agak maleman" Ucap mama Sunghoon sebelum menghilang dari balik pintu.
"Iyaaa" Jawab Sunghoon terlihat tidak peduli, matanya masih terfokus pada layar monitor dan ibu jarinya sesekali bergerak rusuh saat menekan-nekan tombol yang tersedia di joystick yang ada ditangannya.
Belum lama setelah kepergian ibunya-yang katanya mau pergi arisan-Suara tangisan bayi terdengar dari ruangan sebelah.
Well, Sunghoon itu punya adik. Namanya Park Jungwon, usianya hampir menginjak satu tahun.
Sunghoon yang menyadari adiknya menangis, berdecak kesal. Dia tidak peduli dan masih fokus pada game yang tengah ia mainkan.
Sudah beberapa menit terlewat, Sunghoon membanting pelan joystick di tangannya asal. "KALAH KAAAAN, ADEK JANGAN BERISIK DONG! KAKAK JADI GAK BISA FOKUS!!!" Teriak Sunghoon sambil berjalan kesal menuju ruangan yang terdapat adiknya.
Sunghoon menopang dagunya sambil menatap adiknya dengan wajah malas, "Apa?" Tanya Sunghoon.
Jungwon berhenti menangis dan menatap wajah kakaknya dengan mata berbinar.
"Gak nangis lagi?" Tanya Sunghoon lagi, tidak ada jawaban dari bayi berusia sepuluh bulan itu yang masih menatap wajah kakaknya.
"Tadi kenapa nangis, huh?"
"Kamu laper?"
"Atau kamu pup?
"Tangisan kamu ganggu kakak tau"
"Sekarang kenapa gak nangis lagi?"
"Ayo nangis lagi" Ucap Sunghoon bertubi-tubi.
"Ayo nangis lagi..." Setelah kalimat Sunghoon itu, Jungwon benar-benar menangis. Bahkan menghasilkan suara yang lebih berisik dari sebelumnya.
Tiga puluh menit Sunghoon terbuang sia-sia karena berusaha menidurkan adiknya dengan segala cara. Sebagai remaja yang masih di bangku sekolah menengah pertama Sunghoon memiliki rasa bangga tersendiri pada dirinya karena hebat dalam menidurkan bayi iblis dihadapannya.
Sunghoon berjalan keluar dari kamar orang tuanya dan berjalan kearah dapur. Membuka pintu lemari es, mengambil sepotong semangka dan kembali duduk dihadapan layar monitor.
"FIREEEEEEE!!!!!"
Sunghoon baru saja menggenggam joystick kesayangannya ini, namun ada suara dari apartemen sebelah yang sangat-sangat berisik.
"FIREEE OU WOOOO!!!!!"
"OAAAAKK OAAAAKK"
Sunghoon menghembuskan nafasnya kasar dan Segeran beranjak untuk kembali menidurkan adiknya.
Sunghoon membawa Jungwon kedalam pelukannya dan menimang-nimang layaknya seorang ibu. "Udah jangan nangis... Tidur cepet! Kamu mau kakak buat tidur selamanya?"
"FIREEEEEE OUWOOOO!!!"
"Ck, orang gila mana sih yang bikin gaduh pagi-pagi! Perasaan apartemen sebelah kosong deh..." Ucap Sunghoon sambil berusaha membuat adiknya agar mau mengulum karet botol susunya.
"EVERY BODY SAY LALALALALA!!!"
Tangisan Jungwon semakin nyaring -seakan beradu volume dengan musik di yang ada- hingga membuat karet botol susu dimulutnya mental dan menyiratkan banyak butiran susu ke wajah Sunghoon.
Sunghoon sudah kehabisan kesabaran, "Ini gak bisa dibiarin, kalo pun hantu dia harus tetep tanggung jawab udah bikin uwon nangis!" Katanya sambil berjalan ke arah luar, dia harus meminta pertanggungjawaban kepada oknum di apartemen sebelah.