Apakabar kalian?
Rindu dengan book ini tidak?
Harap maklum ya, para admin lagi sibuk-sibuk semua, jadi jarang untuk sekedar update.
Semoga kalian terhibur 🤙
🍃 ────────────────────── 🍃
Jake sedang marah.
Sangat marah.
Marah pada si brengsek Heeseung, marah pada Jay yang malah menertawai kemarahannya, marah pada profesor serba hitam a.k.a Seon yang selalu menganak tirikan dirinya, dan marah pada seluruh penghuni Hogwarts!
Tapi bukan itu yang membuatnya semakin marah.
Itu karena, tidak ada satu orang pun yang merasa terancam─minimal bergidik, ketika kemarahannya menguap!
Parahnya lagi, setiap Jake marah, bukannya takut, semua orang justru mengatakannya imut.
HELL?! IMUT? DEMI SEMPAK KEDODORAN MERLIN, PENGHINAAN MACAM APA LAGI YANG MENIMPA DIRINYA?!
"Ah, Jake. Ada apa dengan wajahmu?"
Jake menengadah, mem-pause dulu acara curhat dalam hatinya dan memandang senior Quidditch Griffindor yang terkenal di kalangan para gadis.
"Hwang? Ah tidak, aku hanya tidak mood."
Bohong, jelas sekali bohongnya!
Wajah Jake datar dengan alis tertukik tajam, berharap Hwang Hyunjin segera pergi meninggalkannya dengan raut ngeri.
Hyunjin menaikkan sedikit alisnya, lalu tersenyum geli.
"Kau sedang marah?"
Manik abu-abu bening itu berputar jengah.
"Gak, lagi senang," Balasnya sarkas.
Ya iyalah marah, apa mata seniornya ini sudah picek ya?
"Oh, benarkah?" Hyunjin terkikik geli. "Kau lebih terlihat seperti anak kecil mogok makan dari pada orang marah."
Sialan, penghinaan apa lagi ini?!
Apa kurang cukup menyeramkan wajah Jake sampai-sampai si brengsek Hwang ini justru mengacak surai hitam berantakannya bagai anak gadis minta di manja?!
Setelah itu Hyunjin pergi begitu saja, tanpa pernah menyadari bahwa kehadirannya memperburuk suasana hati Jake.
Persetan dengan Hyunjin, Jake langsung beranjak pergi dari tempat itu dengan kaki di hentak-hentakkan sepanjang jalan.
Mengabaikan tatapan bingung sekaligus menggemaskan orang-orang yang melihatnya seolah berkata, "Oh astaga, apa dedek Jakie kita sedang merajuk?"
Jake berjalan tak tentu arah. Hanya mengikuti insting dan ke mana arah kaki melangkah. Setidaknya dia berharap, tempat yang di tuju kakinya adalah tempat di mana dia bisa menenangkan diri.
Namun dia salah.
Kakinya justru membawanya menuju aula besar di mana terdapat banyak sekali murid-murid dari berbagai asrama berkumpul di sana.
Tunggu dulu, kenapa mereka semua berkumpul di sini?
Jake melirik jam. Ah benar juga, waktunya makan siang. Dasar bodoh, bisa-bisanya dia lupa.
Manik emerald Jake menangkap sosok Jungwon dan Jay yang melambai pada kehadirannya, kode bahwa dia harus segera duduk bersama mereka.
Jake menurut, dia mengambil tempat duduk tepat di hadapan keduanya dan di sebelah kanannya ada Hyunjin─hell, kenapa ada anak ini?!─ lalu sebelah kirinya ada Geonu.