Memori [ Heehoon ]

884 83 2
                                    

Cinta sejati tidak selamanya berujung manis

─────────────────────

"Esung-ah..." Sautan lirih itu menggema di balik remangan ruangan serba putih. Sesosok yang terbaring di bangsal mengulurkan jemarinya yang terbaluti lingkaran emas di jari manisnya.

"Uljima..." Semakin di dengar, semakin suara itu terdengar begitu melirih. Mengalun dengan serak yang menyentakkan jiwa lelaki berhidung mancung di samping bangsal sosok itu terbaring.

"Kamu mengantuk?" Pertanyaan yang enggan untuk di sebut, tercekat di antara kerongkongan.

"Hum, aku sangat mengantuk Esung-ah..." Manik lelaki cantik itu sempat terpejam, tangan yang sempat terulur dan di raih dengan genggaman gemetar itu mengerat.

Dia memberikan tanda bahwa belum siap untuk menerima sebuah kenyataan pahit.

"Hoonie-ah... Apa aku bakal sanggup untuk menerima semuanya?"

"Relakan aku, dan rawatlah dengan baik anak kita."

Ranum yang biasa terlihat berwarna menggoda kini sangat pucat. Ukiran senyuman manis berusaha dia berikan. Jemari indahnya membalas genggaman sang terkasih.

Sang suami.

Sang cinta sejati.

Hembusan napas terakhir,

Lantunan bait terakhir,

Juga kelopak kembarnya yang menutup, menjadi hal terakhir yang di lihat oleh sosok yang terlihat gagah tapi tidak dengan jiwanya yang rapuh.

"Aku sangat mencintaimu, cinta sejati ku."






























































Heeseung percaya, cinta sejati itu akan selalu berakhir dengan indah dan penuh kebahagiaan.

Dirinya sangat yakin, bahwa Tuhan tahu cara memberikan hal baik tiap hambanya.

Seperti saat ini, Heeseung menatap sesosok lelaki tersebut. Lelaki tinggi dengan postur tubuh ramping. Memiliki wajah yang di inginkan sejuta umat.

Cantik.

Menawan.

Indah.

Bahkan dari jemari pun membuktikan, bahwa sosok sempurna ciptaan Tuhan itu benar adanya.

Apa yang kurang dari seorang Park Sunghoon?

Bagi Lee Heeseung, tidak ada dan lelaki berhidung mancung itu ingin memilikinya.

Memiliki lelaki yang telah menjatuhkan hatinya terhadap pesona ciptaan Tuhan paling indah.

"Lee Heeseung, tapi kalau kamu mau bisa memanggil ku masa depanmu, kok."

"Apa, sih? Nggak jelas."

1 2 3 ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang