Warning!
🍑
Heeseung iba atau sebuah perasaan seperti, ingin menarik remaja dengan lebam disekujur tubuhnya, dari segala bentuk penderitaan yang dialami. Entah apa yang terjadi, Heeseung bukannya tidak ingin tahu─hanya saja remaja itu tidak berucap sepatah kata pun semenjak ditemukan.Mungkin trauma, atau ada rasa defensif, melihat luka-luka pada tubuh kurus itu tidak bisa dikatakan luka ringan. Heeseung bisa rasakan, dari tatapan manik cokelat emerald itu terpancar derita yang cukup besar.
Lagipula kepolisian, terutama divisinya tak bisa berbuat banyak. Remaja malang itu tak sengaja ditemukan dalam gang sempit dipinggiran kota Seoul.
Tak ada barang-barang bukti mencurigakan, atau petunjuk tentang suatu kelompok gangster. Nyaris pingsan, dengan genangan darah disekitarnya.
Sang polisi muda, partner baru Heeseung sejak beberapa minggu lalu, bahkan bergidik ngeri lihat kondisi remaja itu saat pertama kali. Seperti habis disiksa belasan orang dengan cara yang mengerikan.
Beruntung, keuntungan kedua setelah remaja itu ditemukan polisi, nyawanya bisa diselamatkan oleh dokter Sunghoon. Dokter kepolisian yang berperan sangat baik dalam masa-masa kritis remaja itu.
Perlu diketahui disini, Heeseung adalah sosok dengan hati besar. Sangat cocok dengan isterinya yang begitu lembut.
Jadi ketika Heeseung ceritakan hal ini pada sang istri, K [Kei] , bukan hal yang mengejutkan jika mereka berdua memutuskan untuk merawatnya. K bilang, mereka berdua bisa mengadopsi remaja berusia enambelas tahun itu sebagai anak.
Yah, walaupun Heeseung dan K belum setua itu untuk menjadi orang tua. Tapi toh, Tuhan belum menitipkan seorang anak dalam keluarga kecilnya. Jadi, apa salahnya?
Lagipula K adalah sosok yang begitu penyayang. Mungkin karena dulu dia seorang putra tunggal yang sangat dimanjakan mendiang orang tuanya.
.
.
.
.K tersenyum lembut, pandang suaminya sekilas sebelum kembali menatap remaja kurus yang duduk berjarak di sampingnya. Dia hendak ulur tangan, menyentuh tubuh gemetar itu agar salurkan ketenangan, tapi dia tidak ingin gegabah. Tidak ingin remaja dengan kulit sedikit gelap itu tersentak dan menjauh.
"Hei,"
Suara K terdengar begitu lembut, bahkan Heeseung ikut menghangat mendengarnya. Bahu sempit sang istri diraih, dibawa dalam rangkulan mesra.
"Boleh aku tahu namamu?"
K tidak benar-benar mengharapkan sebuah respon. Karena dia mengerti semua butuh penyesuaian. Istri muda itu hanya ingin sang anak nyaman terlebih dahulu, atau setidaknya, dia berhenti menatap ujung kaki dan balas beradu pandang dengan mereka.
"Tidak perlu takut," Ucap K lagi, dengan nada lembut dan halus. "Kami berjanji akan menjagamu dengan baik. Kami tidak akan menyakitimu ..."
K melirik gelisah pada Heeseung saat remaja itu tak kunjung bersuara. Dia hanya ingin beri hangat, tak sabar untuk mendekap tubuh ringkih dihadapannya. Heeseung berbisik kecil, berkata pada istrinya bahwa dia hanya perlu bersabar.