Kobam kobam ubi,
Tak perlu ditanemPapih lagi gemay sama HeeJay
✨ PapahCendol ✨
───────────────────── 𝔈𝔫𝔥𝔶𝔭𝔢𝔫𝔦𝔷
Warning !!
Berbau mistis dan sedikit komedi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Namaku Jay, usiaku selamanya 21 tahun─aku tidak bekerja karena kesempatan bekerja tak pernah datang padaku, meski begitu aku telah lulus dari perguruan tinggi dengan rata-rata yang baik.
Waktu itu aku berpikir bila aku akan dapat bekerja di perusahaan elite walau hanya sebagai salesman. Tapi ternyata hidup tak begitu kepadaku.
"Haahh..." Helaan hampa terlontar keluar.
Kalian bertanya mengapa?
Hmm...kalau kalian begitu penasaran mengapa, apa boleh buat, aku akan berbagi sedikit cerita sewaktu aku masih hidup─karena aku sekarang ini bukan lagi manusia.
Setelah kelulusanku dari perguruan tinggi─aku menghadiri pesta kelulusan yang diadakan beberapa teman satu tahun angkatanku. Aku bukanlah tipikal lelaki yang mudah bergaul dan punya banyak teman.
Cukup pendiam dan acuh tak acuh, walaupun begitu aku masih membina hubungan sosial dengan garis tipis, tak begitu dekat dan tak begitu menjauh.
Seperti kebanyakan pesta kelulusan, aku dan teman-temanku mulai minum-minum sembari mengobrol. Sampai larut malam, aku mulai merasa cukup mabuk dan berencana untuk pulang.
Di saat itu, dua orang teman seangkatan ku yang cukup aku kenal, menawarkan diri untuk mengantarku pulang, kebetulan apartemen mereka satu perjalanan juga dengan arah pulangku.
Tanpa memiliki rasa curiga apapun, aku menerima tawaran mereka dan bersama-sama pulang dengan taksi.
Mereka mengantarku sampai di depan pintu apartemenku, bahkan membantu mencari kunci unit apartemenku di dalam tas, membuka pintu apartemenku dan membantuku masuk ke dalam. Sampai akhirnya mereka memukul kepalaku hingga aku jatuh tersungkur.
Aku begitu terkejut dan juga bingung─mengapa mereka melakukan hal semacam itu kepadaku? Tapi karena aku masih linglung akibat alkohol, di tambah kepalaku yang nyeri dan terasa berat, aku hanya mampu diam tergeletak di dalam pintu depan apartemen.
Hingga saat aku sadar, aku melihat tubuhku tergeletak berlumuran darah di ruang tamu yang sudah berantakan. Pisau dapur yang biasa di gunakan untuk memotong daun bawang, tertancap di leherku, sementara badanku penuh dengan luka tusukan─ aku pun meninggal dini hari.
Tak ada yang menyadari kematianku...
Badanku mulai membusuk...
Bau busuk itu mengundang rasa kesal dari orang sebelah kamarku yang jika lewat depan apartemenku mencium bau busuk, hingga akhirnya ia dan penjaga apartemen menemukan mayat ku. Polisi dan petugas medis segera mengamankan mayatku dan apartemen itu.