Crazy Love

5.1K 208 239
                                    

( ͡° ͜ʖ ͡°)( ͡° ͜ʖ ͡°)

Warning kembali, kali ini benar-benar warning. Om toto mending minggat ya, jangan ngerusuh. Oke, baca bissmillah dulu.


🍑


"ahh j-jay.."

K mencengkram kuat lengan kekar yang sedang mengukungnya. Kepalanya dibanting ke bantal saat Jay justru memperdalam tusukkannya di bawah sana.



"J,jay–akh! T-terlalu da..dalam.."


K bisa rasakan tungkainya mulai nyeri karena terlalu lama membelit pinggang kokoh lelaki di atasnya. Entah sudah berapa jam mereka melakukannya, yang jelas K merasakan pusing hebat karena pelepasan yang tak bisa lagi di hitung jumlahnya.


Jay menggeram, memejamkan matanya dengan terengah. Kembali mengisi lubang hangat K dengan spermanya yang begitu banyak. Sedang K mendesis kecil, saat diam seperti ini segala titik tubuhnya terasa berdenyut nyeri.


Jay menandainya dengan kasar. Gigitan di sepanjang selangka dan hisapan kuat pada nipplenya jelas meninggalkan jejak merah keunguan yang tak mungkin hilang dalam hitungan hari. Nafasnya sesak, K mengais udara begitu rakus. Jay tak memberinya kesempatan untuk bernapas. Hanya ada ciuman kasar dan panjang.



"Hah.. sayang.."


Jay merendahkan tubuh, mengecup seluruh wajah berpeluh K dengan gerakan lambat. "Apa sekarang kau mengerti letak kesalahanmu?"


K menangis–well, sejak tadi dia memang menangis. Kepalanya digeleng pelan, dengan isakan yang sekuat tenaga ditahan. "T-tapi–"



"Ssh.. jangan paksa aku untuk menyetubuhimu sampai kau mati, sayang.."



K bergetar, air mata itu tidak bisa dihenti. Jay menatap tajam, dengan sunggingan senyum miring yang melemaskan segala sendinya.


Tautan dibawah sana belum dilepas. Kesejatian Jay masih bersarang nyaman dalam rumahnya. K tak lagi melawan–atau dia benar-benar akan mati karena sex gila ini. Jay tertawa kecil lihat ekspresi lemah sosok dibawahnya.


"D-dia suamiku dan juga ayahmu, Jay.." K berucap lirih, buliran krystalnya mengalir tanpa sebuah isakan.

"Aku membiarkannya hidup itu karnamu yang memohon. Apa perlu aku membunuhnya sekarang?"



"T-tidak! Jangan..hiks.."



Jemari Jay dilarikan ke sisi wajah K–mengusap lembut sembari singkirkan anak rambutnya yang mengitari kening.


"Aku mencintaimu, tidak seorang pun dapat memilikimu."


Jay berucap setelah menarik diri, mengeluarkan kesejatiannya dari dalam sarang.



"Kau milikku, Park Kei. "



Lelaki dengan manik hitam menajam itu mengulas senyum tampan sebelum bangkit untuk membawa K dalam gendongannya.


"Ayo bersihkan dirimu, sayang."



🍑


Jay menatap K yang sedang tertidur pulang diatas ranjang. Tangannya terangkat, mengusap lembut kening dan wajah sang pujaan. Dirinya turun dari ranjang, menatap kearah dua pelayannya yang menunduk.


"Jaga dia, jangan sampai kabur lagi. Jika terulang, bersiaplah kepala kalian sudah putus dari tempatnya."


Kedua pelayan itu menggangguk patuh, ketika Jay keluar dari kamar mereka membungkuk dengan hormat. Sembari menutup pintu kamar.


Jay berjalan dengan santai, menuruni tangga untuk disambut oleh belasan anak buahnya yang sudah siap sejak tadi. Satu diantara mereka berjalan di belakangnya, mengulur jas dan revolver untuk sang bos.


"Kali ini apa?"


Jay bertanya sambil memakai jas. Lelaki itu melirik kilas pada sang tangan kanannya yang berdiri sedikit ke belakang.



"Seorang komandan polisi coba mengusik bisnis bawah kita, tuan," Jawab nicholas–sang tangan kanan. "Dia membawa pasukan untuk mengepung markas dan menyita semua barang yang sudah kita siapkan untuk pelanggan."




Jay berdecih, mengusap revolvernya dengan ujung besi.


"Berani sekali tupai-tupai itu."


Dia membawa langkah menuju mobilnya yang sudah siap di halaman, diikuti seluruh anak buahnya yang dengan sigap masuk ke mobil lainnya masing-masing. Nicholas membukakan pintu untuk sang bos, kemudian berlari kecil mengitari mobil sebelum duduk di sisi lainnya.






"Kita bereskan mereka, nichol," Kata Jay santai. "Tapi sebelum itu- kau sudah cari tau, siapa tupai liar yang berani bermain-main dengan kita?"



Nicholas angguk singkat, mengeluarkan ipadnya untuk memperlihatkan profil lengkap sang komandan polisi yang sudah ia lacak sebelumnya. Sambil menunggu, Jay rogoh saku, mengeluarkan batang rokok lalu mengapitnya diantara bibir.





"Komandan polisi seoul yang baru," Jelas Nicholas kemudian. "diangkat karena dedikasinya terhadap negara, dan prestasinya selama bekerja di kepolisian. Lee heeseung, 36 tahun."






Jay tersenyum miring, kemudian tertawa keras seketika.





"Ini menarik, nichol," ucap Jay dengan kekehan. Nicholas menatap bosnya yang bermain dengan pemantik api sebelum menyulut rokoknya.





"Maaf, tapi bagian mana yang menarik, tuan?"





Jay menatap jendela, menghembuskan kepulan asap putih dari hidung dan sela bibirnya.












"Lee heeseung,"






























"Jadi malam ini, aku harus membunuh ayahku sendiri?"






Finish.



Om toto boleh mampir?

G

Dih, galak.

Biar. Hus sana pergi.




Ganggu aja om toto, kiw papah balik bawa yang uwu uwu nih bagi papah ( ͡° ͜ʖ ͡°)



Gangbangnya lain kali aja ya, kiw papah minggat. Awas megap bacanya 🙃

1 2 3 ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang