Ada empat hal yang perlu kalian ketahui tentang Taki dan mari membaca ini secara perlahan, tanpa terburu-buru 😊
Warning ! Bacalah bissmillah terlebih dahulu
─❀:ཻུ۪۪─
Taki.
Seorang lelaki kelewat manis yang dengan kurang ajarnya, merampas semua takdir baik di dunia ini.
Jika kita bicara tentang seorang Taki, maka kita berbicara tentang seluruh keberuntungan.
Seluruh?
Oke, aku bisa menghitungkannya untukmu.
Tidak semua, karena itu akan menjadi sebuah list panjang yang bisa membuat jarimu keram karena sibuk menyekroll 😊
Satu,
Taki itu seksi.
Selain wajahnya yang imut, Taki punya kulit yang bisa dibilang putih pada daerahnya, pasang mata kecil dengan pupil hitam berpendar sayu seakan penuh goda, ranum merah muda alami yang selalu terlihat lembab memanggil untuk dikacaukan.
Tubuhnya mungil, tapi total menggoda. Beberapa bagian menonjol, seperti pipi, dada dan bokongnya. Dengan kaki ramping yang selalu diperlihatkan dengan bangga.
Orang-orang sanksi, mungkin ketika Tuhan sedang menciptakan seorang Taki, dia sedang haus akan pujian. Tidak ada kecacatan, tidak ada celah untuk hinaan. Terlalu sempurna untuk seorang manusia.
Taki selalu sukses membuat para dominan meneguk saliva saat memandangnya. Atau menjadikan dirinya sebagai objek fantasi liar ketika bermain nyolo. Taki memang semenggairahkan itu ya.
Lihat saja.
Saat ini Taki kenakan outfit wajar untuk dipakai ke kampus. Memakai Kemeja setengah krem, setengah hitam dan celana jeans hitam. Tapi demi Takibooty yang meminta diremas, segala sesuatu yang dikenakannya akan terlihat tidak wajar.
Kancing atas kemeja tak pernah disatukan, seperti sengaja mempertontonkan leher mulus yang pantas untuk diberi gigitan. Jeansnya membungkus apik kaki rampingnya dan mencetak jelas Takibooty yang tentu saja tak bisa diabaikan itu.
"Morning, pretty"
Pinggang rampingnya direngkuh posesif oleh tangan Ni-ki. Dibawa merapat untuk manjakan indera penciumannya dengan wangi strawberry dari tubuh Taki. "Kenapa sendiri, hm. Mana Daniel? Harusnya dia mengantarmu, bukan?"
Taki menghela kecil, tapi ditelinga Ni-ki itu terdengar seperti desahan tertahan. Ni-ki dan otak kotornya.
"Daniel mengantarku sampai koridor, lalu dia terburu-buru karena baru ingat pagi ini ada kelas Min ssaem,"
Taki mendudukkan diri di bangku kelas, tasnya diletakkan asal di atas meja. Ni-ki tersenyum kecil, amati gerakkan si mungil yang sedang kipas tangan ke udara.
"Aku benci musim panas, i-kie ..." Gumamnya.
Ni-ki terkekeh. "Tapi aku bersyukur pada musim panas. Melihatmu berpeluh seperti itu buat aku terangsang."
Taki merotasikan mata, sedang lelaki tampan di depannya kembali terkekeh senang.
Taki outfit :