Kembali.

2.4K 176 11
                                    

Ini seperti selipan Medical Top Team di malam hari saat Sunwoo menyatakan ia Kembali.
.
.
.

Eric terduduk dengan kepala yang sudah bersandar pada meja. Yang lain sudah masuk kamar sisa ia dan Sunwoo yang mencoba berbicara lewat mata.

Tentang kisah mereka. Kisah tujuh tahun tanpa kejelasan yang ada.

Terkekeh dalam mabuknya Eric menyuruh Sunwoo mendekat kepadanya.

"Nu"

Sapa Eric sebagai pembuka bahasan mereka.

"Ya"

"Aku sudah mencoba ikhlas"

"Ikhlas?"

"Melepasmu bersama mimpi mimpi lama kita" Eric tersenyum seraya lanjut berkata "kamu tau ternyata terkadang lebih baik begitu. Aku memang membuang buang waktuku"

"Eric—"

Kata Sunwoo terpotong.

Eric masih mencoba bicara.

"Kemarin untuk yang keseribu kali. Sebelum berangkat kesini. Niatku murni untuk melupakan semua yang tersisa. Aku enggak mau berharap lagi pada kepastiaan sunyi dalam sepi yang kamu berikan"

"Karena nu.. Tujuh tahun tanpa kamu aku seperti hilang arah. Apa Kamu pernah tau rasanya patah?"

"Patah?" Sunwoo mengulang kata yang terakhir diucapnya. Secara terus menerus saat Eric bertanya juga perihal yang sama.

"Apa kamu tau rasanya melangkah dengan hati yang penuh darah? Percayalah nu itu gk mudah"

Sunwoo diam. Eric terus mengeluarkan segala "kesan-pesan" seperti kesakitan.

"Aku sendiri nu, seperti orang gila meratap dalam gelap. Kecewa tapi masih berharap. Aku menjerit tapi ruangan itu tetap senyap!"

Eric menepis saat Sunwoo mencoba menggenggam tangan.

"Nu aku runtuh!" Tunjuk Eric pada dirinya sendiri mencoba duduk tegap didepan Sunwoo. Berkebalikan pada kata kata yang Ia ucap.

"nyawaku sudah terbunuh—" nada Eric meninggi. Sakit terisak tidak bisa lagi di simpan terus dalam hati.

"Dan Kamu mau aku kembali?"

Tanya Eric lagi seraya mengambil cincin yang diberikan Sunwoo tadi sebelum makan malam.

"Ayo lihat seberapa lama kamu bertahan"

Dan Eric memilih pergi meninggalkan Sunwoo menangis dalam diam meratapi cicin bentuk bulan sabit yang ditinggalkan.

London. Sialan. Umpat Eric dalam hati memasuki kamar yang dingin dengan berjalan sempoyongan.

Menyumpah nyerapahi kamar yang berantakan dan merebahkan badan di kasur tanpa beban.

"Haaah"

Itu keluhan. Percayalah. Eric sedang mabuk sekarang.

Toleh kanan kiri. Sepi.

Jadi Eric memilih membenarkan posisi dan menarik selimut guna menutup diri dari angin yang menusuk sekarang.

Sampai sebuah pelukan membuat kepalanya yang masih keliyengan menoleh ke sumber asal tangan.

Itu Sunwoo yang sedang "berusaha". Yang Eric mau setelah itu ia harus acuh tak acuh.

Tapi tangisan perih yang didengar Eric membuat badannya melalukan hal lain yang tak sejalan pemikiran.

Eric memutar badan. Membawa Sunwoo dalam pelukan hangat diantara dinginnya Hujan.

Eric tau Sunwoo terisak parah.
Eric tau Sunwoo juga patah.
Eric tau Sunwoo juga hilang arah.
Sama seperti dirinya.

Tapi Eric mencoba untuk tegar. "Nu jangan nangis" kata Eric demikian.

Padahal kata itu menyebabkan rengekan makin terdengar.

"Nu berhenti"

Pelukan itu makin Erat. Eric memeluk Sunwoo seakan menyalurkan sebuah kehangatan seperti dulu. Seperti layaknya mereka di masa lalu.

Membawa wajah Sunwoo menghadap dirinya. Eric tak sanggup lagi.

Ahh— ternyata Sunwoo sama Hancurnya.

Sebegitu kokoh pertahanan Eric pun Roboh melihat Sunwoo yang begitu penuh dengan air mata.

Tangan Eric di genggam didepan muka. Sunwoo berkata dengan sesenggukannya.

"Eric— aku—"

Sunwoo tidak bisa melanjutkan katanya dan hanya terus mengecup tangan Eric digenggaman.

Seperti bersimpuh dalam doa Sunwoo mencoba lagi untuk mengeluarkan kata.

"Aku— minta maaf"

Tangis Eric pecah seketika itu juga.

"Nu— untuk yang terakhir kali. Jangan— coba coba untuk pergi"

Eric masuk pada pelukan yang Sunwoo beri.

"Ric— aku sendiri. Aku ketakutan setengah mati— aku butuh kamu untuk berdiri— Eric tolong kembali" ucapan kata dari Sunwoo saat kecupan dikepala Eric yang diberikan bertubi tubi.

Eric mendanga melihat Sunwoo yang tersenyum tulus untuknya kali ini. Cuman untuknya. Eric tidak mau berbagi untuk siapa siapa.

"Sunwoo selamat datang—"

Kecupan panjang berbeda penuh makna yang kali ini di dahi membuat Eric menyelesaikan kata seraya Sunwoo yang berdoa pada Tuhan mereka.

"Thank You for Your unfailing love for me and Eric. Thankyou for all the blessing that you gave for us. Thank u for Build trust between us so that we are able to understand each other. Into Your hands, I place all my prayers and supplications. Ameen"

"—dirumah" bisik Eric pelan disela sela doa.

"Eric— i miss you"

"Me too"

Age Of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang