"Youngjae—yaa" Eric kecil menoleh saat dipanggil dengan nama lahirnya oleh sang kakak Hyunjae di luar dari taman kanak kanak yang sudah sepi.
"Sebentar Hyung!" Balas Eric.
"Eric Cepat— mau hujan" kali ini dipanggil dengan nama aslinya.
"Iyaa sebentar!" Teriak Eric tak kalah nyaring. Sambil berbicara dalam hati benar benar kakak tidak sabaran.
Kemudian perhatiannya teralih ke anak laki laki gemuk yang juga sedang menunggu bersamanya di jemput orang tua. Si teman baru yang tiba tiba ada bersamanya menunggu seseorang datang. Tersesatkah?
Tapi mereka tadi main bersama dengan bahagia. Dan sekarang anak itu terlihat sedih dan linglung.
"Hyung-ku sudah menjemput. Bagaimana ini. Sebentar lagi hujan. Kau mau ikut bersamaku saja?" Eric menawarkan kepada anak seumurannya yang terlihat murung.
"Ikut saja ya, tidak baik disini sendirian sebentar lagi akan malam. Sekolah sudah ditutup"
Anak laki laki itu menggeleng. Eric gemez sendiri dan menarik saja mengajaknya pulang. Sambil berkata—
"Aku anak baik dan Hyung-ku baik ikut saja. Nanti kau bisa menelpon Ibumu di rumahku dan memjemputmu disana. Mengerti!" Geram Eric.
—
Selesai Eric mandi dan Hendak makan malam. Eric mencari anak baru itu kesudut rungan seluruh rumahnya. Tapi tidak ditemukan.
"Hyunjae Hyung. Teman baru itu mana"
"Ah itu dia tersesat. Jadi tadi aku menelpon orang tuanya"
"Yah— padahal aku belum tau namanya" Eric mempout lucu. Kesal padahal selama menunggu Hyunjae Hyung dia bermain dengan teman baru itu sampai lupa waktu.
"Dia berbahasa inggris Youngjae. Jadi tadi dia tidak mengerti apa yang kau katakan"
"Hah?" Mengernyitkan Alisnya Eric baru sadar saat bermain bersama mereka hanya tertawa dan saling tukar pandang tidak mengobrol.
"Ada buku kecil di saku jaketnya jadi aku menelpon orangtuanya— ia pamit padamu tapi kau malah asik bernyanyi di kamar mandi lama sekali" celoteh Hyunjae padahal adiknya— Eric itu sudah ada dikamar lantai dua sambil terheran heran karena ada bunga matahari kering kecil di ranjangnya dan sebuah kalung dengan bunga yang sama.
—
23 Tahun kemudian. Saat Eric sudah selesai sarjananya di london balik ke korea dan kerja di perusahaan ternama walau itu cabang di Seoul. Eric biasa. Sampai—
Ada yang menarik perhatiannya. Kali ini
"Lu kalau ngeliatin Manajer Kim biasa ae dong. Itu iler kemana mana" goda Felix menyikut lengan Eric yang berfungsi menahan kepala karena terlampau terpesona sama mahkluk sempurna didepan sana.
Eric menggeleng geleng. Mencoba menyadarkan lamunan akan pernikahan impian bersama Manajer Kim mengelap mulutnya yang dikata Felix ada liur yang mungkin menetes.
"Gue berani bertaruh. Manager Kim waktu di ciptakan Tuhan. Pasti lagi dalam suasana yang menyenangkan" senyum Eric mengembang menjabarkan kata katanya dengan bisik bisik kepada Felix yang udah jengah sedari bulan kemaren diceritakan.
Perihal Manajer baru yang pindah dari kantor pusat di New York ke Seoul. Kim Sunwoo.
Tampan, Mapan, dan Rupawan.
Oh god. Eric bisa tidak sadar kalau sudah melihat Manajer baru itu menjelaskan dengan sangat passionate gebrakan gebrakan baru untuk product perusahaan mereka kedepan.
"Ya selesai sampai disini ada yang ditanyakan?"
Audience yang mendengarkan rapat itu semua menggeleng menjawab pertanyaan Kim muda yang begitu mengagumkan tanpa celah bisa dikritik. Jadi mana mungkin ada pertanyaan.
Eric geleng geleng sambil tersenyum. Menatap sang Manajer baru dengan sangat terkagum kagum. Sampai Kim Sunwoo itu pergi dari ruangan senyum senantiasa masih terpatri di wajar Eric.
Felix kan jadi geli sendiri.
"Turun lo nanti. Diajak anak anak makan siang di resturant depan" Kata Felix sebelum meninggalkan ruangan karena hanya tersisa mereka berdua sekarang.
"Lo duluan aja, gue masih harus ngasih ini ke calon masa depan" diiringi kekehan Eric yang membenarkan beberapa kertas didepannya.
"Hhhh, serah lo dah. Gue duluan" pamit Felix dan Eric cuman angguk angguk sebagai jawaban.
—
Setelah izin sama sang sekertaris di depan. Eric mengetuk pelan pintu didepannya. Kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan kantor yang sangat sangat luar biasa.
Eric jadi iri sendiri. Tumpukan berkas di kubikelnya sungguh butuh tempat juga. Seperti yaa— seperti box yang sedang di tata Manager Kim didepannya dengan tampilan yang sangat amat menggoda.
Bagaimana tidak otak Eric yang sudah melalang buana. Itu Manager baru itu sedang menata berkas berkas dengan baju yang di tekuk sampai siku. Jas hitam yang jadi kebanggan sudah ditanggalkan di taruh di gantungan sisa vest yang makin membentuk tubuh sang Manager.
Huh udaranya panas sekali disini. Keluh Eric dalam hati. Kemudian hendak menginterupsi.
"Permisi manager"
"Ya—"
Bagai slowmotion yang disengaja. Sepertinya. Eric jatuh dalam perangkap pesona maut Kim Sunwoo kalau bisa Eric bilang begitu.
"Eum— ya— begini— ma— manajer Kim" mencoba membalikkan kesadarannya. Eric terperanjat ketika manajer Kim itu mendekat padanya.
Jarak yang cukup dekat. Sampai Eric bisa menahan nafas.
"Ada yang aneh dengan saya?" Tanya sang Manajer itu pada Eric yang udah kelabakan nyari alasan kalau ia sudah Jatuh Cinta sekarang.
Eric mundur selangkah. Kemudian bernafas. Setelah itu menyerahkan berkas ditangannya.
"Ini— ini— berkas dari Tim Produksi yang harus ditanda tangani segera Manager"
Si Kim itu mengangguk angguk. Eric sedikit lega ketika Manager baru itu Sunwoo berjalan ke meja dan duduk disana menandatangani berkas yang dibawanya.
Masih senantiasa berdiri pada tempat nya tadi. Eric memperhatikan bagaimana Sunwoo itu bekerja.
Agak berantakan sih. Makanya lagi dibenarkan dalam box box. Oh— bagian itu bisa Eric bantu. Terkekeh atas pikirannya sendiri mengundang Eric mendapat teguran dari Sunwoo.
"Ada yang lucu?"
Eric buru buru menggelengkan kepalanya lucu. "Nggak Manajer. Bukan seperti itu" elak Eric.
"Ini sudah" Ujar si Manajer Baru Sunwoo pada Eric yang berjalan ke meja sambil merutuki dirinya sendiri. Kok bisa bisanya terlihat bodoh di depan masa depan.
"Terima kasih manager, kalau begitu saya pamit"
Pamit Eric kemudian berbalik sampai di pintu sebelum di buka ia dipanggil lagi perihal pesan titipan ke bagian Permasaran— begini bunyinya.
"Youngjae—"
Eric menoleh karena nama lahirnya dipanggil.
"Sampaikan ke Kepala dapartement pemasaran suruh menemui saya segera"
Itulah pesan dari Manajer baru Kim Sunwoo yang Eric iyakan dengan "Baik Manajer akan saya sampaikan segera. Sekali lagi permisi"
Dan terdengar keluhan dari Sunwoo didalam ruangan dengan suara rendah sambil tertawa.
"Fool"

KAMU SEDANG MEMBACA
Age Of Youth
Historia CortaIni cerita Sunwoo dan Eric. Cerita pendek🥂 Dari kapalgetek © Sep 2020 [Mulai] - Maret 2022 [Selesai]