Leaning on you (3)

1.4K 240 2
                                    

"Kenapa Tulip?" Sunwoo menoleh pada Eric yang menata Tulip disamping. Duduk berdua diatas Bed itu. Saat Sunwoo sedang makan siang kelewat sore.

"bunga tulip berarti kasih sempurna. Warna putih itu suci Tuan" kata Eric merangkai indah bunga yang baru ia beli dijalan pagi tadi.

"Huhh— agak sedikit layu karena tadi sibuk— tapi masih cantik kan?" Kata Eric menunjukkan.

Sunwoo mengangguk setuju.

"Baiklah. Akan saya masukkan disini dan taruh disini" Eric bangkit dari samping Sunwoo guna menaruh Bunga itu pada vas berisi air di Nakas yang lumayang jauh dari jangkauan Sunwoo.

Eric menerima Telpon. Saat itu. Menghadap kejendela. Guna tidak menganggu Sunwoo makan.

"Eric—"

"Eric—"

Untuk penggilan yang ketiga Eric tetap tidak menoleh.

"Eric—" panggilan Sunwoo makin lemah. Dan Eric menoleh.

Mendapati Hidung Sunwoo belepotan darah. Dan sang tuan memegangi kepala kesakitan.

Bajunya penuh dengan hasil mimisan yang banyak.

Eric Panik. Sunwoo masih menjerit kesakitan.

Mengatakan dengan sayup sayup tolong bantu hentikan pendarahan nya.

Maka dengan itu Eric membantu Sunwoo mengentikan mimisan Menaruh ponselnya diatas Nakas.

"Ayokk sandar ke tangan"

Maka dari itu Sunwoo menyandar sedikit kedepan. Dadanya bertumpu pada tangan Eric yang kecil.

"Tenang. Nafasnya lewat mulut" kata Eric seraya menjepit hidung Sunwoo.

7 menit setelahnya Sunwoo sudah rilex. Tidak mimisan lagi.

Dan Eric membantu mengelap dengan Lap basah yang ada.

"Huhh—" Sunwoo bersandar pada bahu Eric yang duduk sambil mebenarkan Lap basah pada baskom.

"Kepalanya pusing" kata Sunwoo kemudian.

"Makasih Eric" kata Sunwoo lagi.

Eric mengangguk. "Emang udah sering?"

"Nggak. Cuman beberapa kali habis kecelakaan. Kata dokter dikorea Masih normal"

Eric mengangguk paham.

"Saya Ambilkan baju yang baru ya Tuan" Eric hendak berdiri. Tapi tangan ringkih Sunwoo yang memang sudah bersih dari darah minisan menahannya.

"Sebentar. Seperti ini 5 menit"Sunwoo berujar dengan kepala yang diusak pelan ke peleheran Eric Sohn.

"How can I show you how grateful I am for what you did?"

Eric terkekeh sebentar kemudian berdehem "Ekhem.. Tuan Sembuh saya sudah cukup senang"

"Hehehe jalan itu masih panjang Eric. Terimakasih sudah jadi terapis saya" kata Sunwoo kemudian.

Eric mengangguk tanda ia menerima ungkapan terimakasih tersebut.

"Terimakasih sudah menjadi orang yang ada buat saya"

"Terimaksih sudah jadi tempat saya bersandar"

"Terima—"

"Tuan— jangan berterimakasih banyak pada saya. Tugas saya sudah seperti itu. Hmm dan untuk sekarang. Saya akan mengambilkan baju ganti terlebih dahulu—ya?"

"Baiklah" kata Sunwoo menyetujui Usul Eric dan mengangkat kepalanya dari bahu yang lebih muda.

Eric pamit undur diri.


Tetapi—

"Tuan Kim!!" Eric berteriak dan berlari dari pintu ke arah samping bed dengan tergesa. Pakaian yang ia bawa dilempar begitu saja pada atas sofa.

Pelupuk di mata sudah mulai bermunculan pengelihatan Eric menjadi kabur. Kaget dengan yang ada didepannya.

Sunwoo meringkuk seperti janin kesakitan tak sadarkan diri dilantai kamar. Dan Vas bunga yang ia taruh diujung pecah jatuh dengan air yang merembes mengenai pergelangan tangan sang Tuan. Ponsel Eric. Iyaa Eric bergegas kembali karena ponselnya ketinggalan sekarang sudah berada jauh dipojok Ruangan. Terlempar.

Tapi Eric tidak peduli. Ia segera.

Memanggil Emergency.

Eric panik bukan kepalang.

Tiba tiba semuanya sudah hilang dari pandangan.

Sunwoo dibawa dalam keadaan nafas yang sesak. Eric tak berdaya dipojok sehabis memberitahu perkara kejadian saat ia masuk kamar.

"Dokter—"

"Tenang Eric—" dokter kepala bagian itu akhirnya meninggalkan Eric sendiri dikamar.

Bunda yang ia kenal dengan baik panik mengikuti larinya Dokter dan perawat yang membawa Sunwoo entah kemana.

Masih Shock. Eric diam tidak bergeming. Melihat bunga yang ia tata rapi. Layu di lantai dingin tanpa air yang memberi nutrisi.

Syal yang Sunwoo gunakan menutupi tubuh karena mengeluh dingin sebelum Eric pergi juga berserakan bahkan selimut juga jatuh tak berbentuk.

Apa yang tuannya lakukan.

Eric hanya pergi sebentar. Mengambil baju ganti.

Yatuhan kepala Eric mau pecah.

Merasa lalai dalam merawat. Ia sebut apa dirinya.

Merutuki diri sendiri. Eric sudah pasrah akan kedepan.

Kakinya tak sanggup untuk berdiri. Maka yang dilakukan hanya menangis sendiri.

Dan sesaat setelah ia mendengarkan penuturan Dokter Dupont diruangan putih itu Eric makin hancur hatinya.

Sunwoo tak sadarkan Diri. Gangguan pada benturan otak setelah melewati serangkaian rentetan panjang pada dini hari tadi itu memberikan hasil yang sangat miris.

Penggumpalan darah baru diotak. Syaraf dikaki Sunwoo juga makin cedera.

Dan Sunwoo koma.

Degh—

Eric menutup mulutnya.

Merasakan semua kesalahan atas ketidak sekamatan Tuannya ada pada dirinya.

Dan Eric undur diri.

Tidak sanggup melihat Sunwoo yang terbujur kaku diruang Khusus diujung Lorong kamar Isolasi. Dan Bunda yang duduk melamun di kursi.

Eric tidak tega mengahampiri.

Kesalahannya Juga saat mengetahui bahwa Sunwoo memberikan panggilan pada Perawat guna menyampaikan hal sepele.

Bahwa telpon genggam Eric ketinggalan dikamarnya.

Suatu kejadiaan berputar dibenak Eric. Mungkin Tuannya hendak menggapai Ponsel itu di nakas. Mencoba berdiri tapi limbung. Apalagi habis mengeluh sakit kepala.

Dan dengan itu Eric Sohn terus merutuki diri sendiri.

To be continued

Age Of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang