I need a little kiss

3.3K 299 34
                                    

⚠️Merempet delapanbelas coret— tapi gak sampai!!


Sunwoo dan Eric tengah nonton Netflix diikamar Sunwoo.(gak pake Chill yaa tapi gak tau nanti— lihat aja). Besok juga hari minggu, toh gak ada kelas juga kan. Merekanya.

Oh iya Mereka Housemate btw.

Eric sudah menyandarkan punggungnya nyaman pada bantal yang ia angkut sendiri dari kamarnya disusun sedemikian apik sampai Sunwoo juga ikut bersandar. Dempet sekali. Tapi Eric tidak peduli. Ia sudah terlanjur PW— Posisi Wuuuenak

"Mo nonton apa?" Sunwoo membuka percakapan.

"Horror kata Felix tu—"

"Nggak nggak nggak..." Sunwoo menggeleng tiga kali. "Yang ada kamu minta temenin terus ke WC kalau mau pipis malam hari kayak minggu lalu setelah kita nonton horror"

"Yahh nu—"

"Nggak Eric"

"Oh kalau gitu Nonton 365 days aja kata Haechan"

Sunwoo melotot kaget. Err bukan gituu— tapi kan ituu filmm Anuuu—

Astagaaa sepertinya Sunwoo harus menjauhkan Eric dari Haechan.

"Ric— film itu tu—"

"Ehh bagus kata Haechan. Aku dikasih tau dia nonton sama kak Lucas. Kamu mah gak setuju terus sama saran Aku" Eric mempoutkan bibirnya lucu.

Sunwoo mana tega. Gemes juga.

"Eh tapi janji ya—"

"Janji apa?" Ini Eric beneran bertanya kenapa Sunwoo tiba tiba ingin berjanji.

"Janji aja pokoknya. Kalau nonton diem aja jangan banyak protes"

"Loh kenapa protes!! Kata Haechan film nya bagus.. ayoo di putar nu—"

"Kayaknya besok aku harus kasih Tau temen kamu itu deh—"

Eric memelet lucu. Antara tidak tau Maksud dari Haechan menyarankannya menonton Film itu atau beneran Kudet.

Sunwoo bisa apa. Hhhhh Bisa Gila iyaaa!!

"Ric sekali lagi deh— mending ganti judul yang lain aja—"

Eric bersikeras dan akhirnya mengambil remote tv dari Sunwoo. Memencet dengan tidak sabar sampai Vidio pemutaran dimulai.

Kini mereka diam. Menikmati menit demi menit film itu.
Sunwoo sesekali melirik pada Eric yang terlihat agak sedikit kaget dengan mata yang sedikit melebar.

Dapat Sunwoo rasakan paha Eric yang menindih pahanya sendiri dibalik selimut yang mereka pakai Panas. Kala Para lakon tampil natural dan apik saat beradegan panas, didukung pengambilan kamera yang membuat Sunwoo yakin niat sang sutradara  film adalah menjadikan film ini lebih 'panas' dari sekadar film erotis.

seiring menit berjalan. Bahkan, untuk sebuah bagian adegan intim saja, bisa memakan waktu bermenit-menit dengan tempat yang berpindah-pindah juga pergantian posisi. Oh, Sunwoo panas dingin. Eric diam bisu tanpa kata saat Adegan pertama dimulai.

Sunwoo bisa gila.

Ditengah tengah pemain actor dan actres itu beradegan. Eric menghadap Sunwoo.

Dalam remang cahaya Kamar. Sunwoo menduga Eric sudah semerah tomat matang.

"Kenapa?"— "mau ganti Film—?" Jeda Sunwoo masih menatap Mata Eric.

Eric menggeleng.

"Kenapa?" Sunwoo bertanya lagi dengan suara ruangan kamar dipenuhi lenguhan dari Film yang diputar.

"Can i have a little kiss?" Kepala Eric mereng lucu. Matanya seperti penuh kabut.

Sunwoo kelabakan.

Akal sehat Sunwoo berkata bahwa ini tidak boleh. Tapi nafsu serta keadaan itu membuat dua manik matanya berfokus pada bibir yang pernah ia mimpikan sampai sang empu mendesah keras. Jujur, Ia ingin mencium bibir itu secara nyata.

"Sunwoo?"

Sunwoo masih mematung. Ada perang batin dalam dirinya.

"Sun— mphh,"

Baiklah. Kali ini sisi putihnya kalah telak hanya karena Mata Sayu yang haus akan Nafsu didepannya. Membuat Sunwoo tanpa basa-basi dan langsung mempertemukan bibirnya pada bibir lembut milik Housematenya.

Ciuman itu awalnya terasa mengejutkan bagi Eric. Namun, setelah tiga lumatan, ia tersenyum senang dalam pagutan itu. Bahkan balasan balasan Semangat membuat mereka Jatuh mabuk kepayang.

"Mhh,"

Bibir atasnya terus diisap. Tengkuknya terus diberi usap dan tekan guna memperdalam ciuman. Sunwoo kelepasan. Dan Eric kegirangan.

Kepala itu beberapa kali berubah. Miring kanan, miring kiri. Mencari posisi paling pas untuk merotasi lidah di dalam kecipak basah.

Terbawa suasana Eric berganti posisi dari awalnya disamping Sunwoo menjadi diatas sang Dominan. Bahkan Tangan Sunwoo itu sampai turun pada pinggang ramping milik Eric. Guna Mendekatkan tubuh mereka sampai menempel sempurna.

"Mhh, angh, mhh"

Suara-suara merdu itu bagai pelengkap dari basahnya dari bibir yang terus beradu. Sangat amat nikmat hingga Eric secara tak sadar mengalungkan dua lengannya pada leher yang lebih tua. Jarinya mengacak rambut yang di cat Coklat saban hari itu.

Keduanya benar-benar larut pada sebuah ciuman panjang.

Tanpa berniat usai melahap nikmatnya Duniawi.

— End —

Kelanjutannya— pikirkan sendiri🥰

Age Of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang