Keluarga (spasi) kita - 2

1.1K 192 11
                                    

Bunyi gaduh dari dalam kamar membuat Eric yang asik memakaikan pupur di badan Yeonwoo pagi itu bergegas menggendong anaknya kemudian berlari ke arah sumber suara.

"Tuan Kim!!"

Eric memekik kaget. Keadaan Sunwoo sangat parah— walk in closet yang sudah Eric rapikan itu berantakan karena box-box sepatu jatuh dari lemari bagian atas mengenai—

"Ackk" Terdengar Sunwoo meringis, menyisihkan Yeonwoo di gendongannya dan menjauhkan dari Sunwoo.

Eric memberi titah pada anak kecil empat tahun itu untuk jangan mendekat.

Tangan Sunwoo, Eric pegang— seperti warna merah yang berubah cepat menjadi biru dan bengkak serta lebam.

Berakhir memakai Wristband di tangan kanan saat selesai Eric mengantar Yeonwoo ke taman kanak kanak dan menjemput Sunwoo kembali dari rumah sakit.

"Sepertinya beberapa meeting harus ditunda untuk dua hari kedepan" Eric berkata dari sisi Kemudi dan Sunwoo sudah terduduk merasa bersalah disisi.

"Saya minta maaf Eric"

Mobil itu berhenti di lampu merah.

Eric menaruh atensi penuh pada suami satu minggunya— ah iya informasi ini hanya kerabat dekat dan keluarga yang tau kalau mereka sudah menikah.

Waktu bergulir begitu cepat bukan? Tentu saja.

"Shhh—" Eric tidak jadi mengomel. Posisinya ia sudah terlambat sekali ke kantor pagi ini.

Ditambah kejadian tak terduga yang silih datang berganti.

Selesai mereka sampai rumah dan Eric bergegas memakai jas membawa berkas dan sebaginya, tak lupa pamit pada Sunwoo yang duduk meminum susu pisang.

"Saya jalan Tuan Kim"

Ucap Eric segera menutup pintu depan dengan terburu buru karena ternyata bayangan Sunwoo memakai kaos oblong dan celana bahan masih menjadi sesuatu hal yang membuat jantung Eric bedetak tak karuan.

Seperti pangeran yang bisa digapai.

"Jadi Eric, udah isi?" Pertanyaan Felix itu membuat Eric tersedak di jam makan siang.

Untung saja ruang rapat yang mereka gunakan sekarang sedang sepi.

"Ck— skip. Ganti pertanyaan?"

"Tuan Kim kemana kok gak datang ke kantor?" Telisik Felix lagi.

"Tangannya terkilir disuruh gak usah ngapa ngapain selama dua hari"

"Ahh— jadi itu lo sibuk bolak balik tadi, minta ganti jadwal— i see"

"Yeah poor me" lirih Eric tapi masih mampu di dengar Felix.

"Cheer up dong pengantin baru"

"Udah lama ih— sebulan" Eric menghitung menggunakan tangan.

"Tapi lo masih manggil Tuan?"

Berhenti menghitung karena skak dari sang teman. Eric menoleh ke Felix tanda apakah Felix minta di hajar.

"Kudunya apa emang?" Tanya Eric penasaran. Hidupnya selama ini isinya cuman kerjaan doang gak pernah pacaran.

"Sayang?"

"Yaa Ai" lain Felix yang menjawab ini malah Hyunjin Hwang teman Sunwoo merangkap sekaligus pacar Felix sekarang.

"Nah kayak gini contohnya" Felix mengangguk setuju dan Hyunjin manggut manggut.

"Makasih Tuan Hwang idenya" Ya bagaimana pun juga Hyunjin adalah atasan Eric dan itu membuatnya kaku.

"No problem— cepat makannya bentar lagi kita rapat"

Eric hanya menjawab dengan anggukan tapi Felix semangat menghabiskan makanan atas ucapan Hyunjin barusan.

Sepulang dari kantor dengan lelah ditambah menggendong Yeonwoo yang tidur. Eric membuka pintu rumah kesusahan— menggeret tas nya masuk ke dalam, bahkan melepaskan sepatu begitu saja bukan ditempatnya.

Segera masuk kamar dan menaruh Yeonwoo di kasur.

Bunyi tulang krek krek krek bagian pinggang sudah pasti terdengar.

"Yeonwoo—ya beratmu berapa ha? Uhh pinggangku" lirih Eric berjalan mengendap keluar pelan pelan dan menutup pintu kamar perlahan.

"Eric is that you?"

Suara Sunwoo yang nyaring itu menghentikan langkah Eric untuk ke bagian depan rumah dan malah ke kamar Tuannya.

Mau terkikik— tapi sisa tenaga Eric habis. Pasalnya Sunwoo itu sedang kesusahan membuka kaos yang berjung tersangkut dibagian kepala.

"Tolong?"

"Alright" ucap Eric mendekat.

Sunwoo yang duduk dirajang dan Eric yang berdiri berhadap hadapan. Membantu membukakan kaos tersebut dan berakhir Eric yang semerah tomat matang.

"Haaahh akhirnya" ucap Sunwoo.

Sedangkan Eric memalingkan muka, berjalan kaku balik kanan bubar jalan saja. Karena Sungguh penampilan Sunwoo diluar kendali yang bisa Eric kira.

Selang beberapa lama dan Eric juga sudah berganti baju. Ada saja yang membuat Eric tidak bisa duduk barang sejenak karena daddy nya Yeonwoo.

Sekarang tengah membantu Sunwoo mengeringkan rambut yang habis keramas dengan hairdryer.

Rambut itu halus dan tebal masuk ke sela sela jari Eric. Jatuh begitu saja dalam setiap helaian nya.

"Eric"

"Ya?"

Menunduk karena Sunwoo yang duduk. Eric bertanya ada apa dengan Tuannya.

"Maaf merepotkan"

Ujaran itu pelan tapi mampu Eric dengar.

"Tidak apa Tuan, sudah kewajiban"

Benar benar Eric sudah jatuh dalam peran keluarga seperti yang seharusnya padahal ia cuman pengganti yang lama.

Sekelibat kesedihan muncul terganti dengan Yeonwoo yang kepalanya mencuat di pintu.

"Kok bangun?" Tanya Eric.

"Gak ada peyuk"

Yeonwoo anak laki laki paling lucu itu berjalan pelan ke arah Sunwoo dan menaruh kepalanya di pangkuan dengan mengelus ngeluskan pipi yang tembam.

"Eung— tangan daddy? Sakit?" Jari jari kecil Yeonwoo memegang perban yang baru Eric ganti tadi ditangan kanan Sunwoo.

"Nggak, kan daddy kuat"

"Hah Makan biskuat?"

Anak kecil yang masih belum paham itu mengulang apa yang dikatakan Sunwoo dengan berbagai tambahan lainnya yang membuat Eric tertawa karena lucu.

Menaruh Hairdryer nya di tatakan meja, Eric jongkok mensejajarkan tinggi dengan anaknya.

"Iya daddy makan biskuat biar kuat, Yeonwoo mau makan juga? Udah lapar?"

Yeonwoo yang ditanya Eric sedikit tertawa kemudian mengangguk saat itu juga.

"Yaa papi. Yewoo lapal"

Panggilan itu membuat Eric sumringah, mengangkat Yeonwoo tinggi tinggi ke udara dan tertawa bahagia.

"Aaaa anak papi pintar banget ayo makannn~~" ucap Eric riang.

Tapi sampai depan pintu kamar, Eric baru sadar kalau Sunwoo tidak mengikuti dirinya. Malah terlihat melamun? Melamunkan apa?

"Tuan Kim? Saya sudah memesan makanan tadi— mari makan"

"Baiklah"

Senyum itu tampan dan rupawan mampu membuat relung sukma yang Eric punya menghangat saat itu jua penuh dengan perasaan yang ada.

tbc

Age Of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang