Manis paket komplit

991 151 19
                                    

Eric pernah bilang dalam mahakarya Tuhan yang paling membuatnya kagum adalah sosok Sunwoo sekarang, Kim itu terlihat santai dengan baju tidur dan rambut awut awutan tapi langkah selanjutnya adalah hal yang benar benar luar biasa- soal kuasa Tuhan bukan main hebatnya...

Sosok rupawan terbilang tampan tapi tingkahnya buat orang ngelus dada- begitu manja dan sedikit luar biasa- ada ada saja.

"Selamat pagi...." lompatan kecil ketika Sunwoo membuka mata melihat Eric yang siap menyambut peluk di suhu negatif lima derajat celcius.

"Selamat pagi.... sebenarnya siang, ini jam sepuluh kalau kamu mau tau..."

"Jangan di perjelas sayangku..." bisik Sunwoo, mengecup cepat cuping Eric kemudian beralih ke hidung dan berlalu masuk kamar kembali setelahnya terdengar keran air- tanda mandi pagi.

"Pakai pemanas.."

"Iya pasti!" Jawab Sunwoo tak kalah nyaring.

Eric terkikik, di hubungan yang menginjak tiga tahun mereka menyenangkan rasanya menghabiskan waktu bersama.

"Habis itu makan ya!" Teriak Eric lagi yang di balas Sunwoo dengan lantangan kata iya.

Masakan hari libur Eric kali ini adalah, sup buntut dengan paket cinta. Dibuat dari jam enam pagi bahkan matahari belum ada di tahtanya.

Bayangkan saja jam empat kepasar, mutar mutar mencari bahan di suhu yang membuat orang memilih bergelung dalam selimut dan Eric berjuang hanya untuk menyuguhkan bayi besarnya makanan.

Selang tiga puluh menit, Sunwoo dengan Hoodie sudah duduk di lantai sebelah Eric depan televisi yang mejanya beralih fungsi jadi meja makan.

Kecupan di pipi, Eric dapat sebagai tanda terimakasih. Kemudian Sunwoo menyantap dengan pelan dan didiamkan sebentar.

"Enak loh kalau masih hangat..." seruput Eric asal dari sup yang sebenarnya baru mendidih, yang baru Sunwoo ambil untuk Eric.

Jelas saja bibir Eric rasanya terbakar dan ia melepeh di tempat yang membuat Sunwoo malah tertawa.

"Panasssshhh..."

"Kan dan aku diamkan dulu... kamu sih..." begitu begitu Sunwoo punya jurus ampuh untuk meredakan panas di bibir Eric.

Lumatan pelan pada bibir plump yang memerah karena kepanasan, Sunwoo berikan pada Eric yang sudah membola kaget. Tetap saja hal seperti ini di usia hubungan keberapapun menjadi hal yang membuat seseorang berbunga bunga.

Apa tidak bukan mereda ketika kecup di lepas, Eric malah tersedak.

"Nuuu!!" Protes Eric kesal, tingkah mahluk Tuhan sungguh benar benar luar biasa kan. Pola pikir manusia yang unik, tidak bisa ditebak Eric.

Bahkan Sunwoo Kim yang paling dekat sekalipun tetap rumit.

"Biar lebih baik...." kilah Sunwoo sambil senyam senyum lanjut makan sop buntut yang sudah lumayan bisa di nikmati.

"Hhhh gak gitu..." tetap saja selanjutnya Eric juga lanjut makan dan mengabaikan hal yang barusan terjadi demi kebaikan.

Agenda selanjunya di hari libur kerja adalah tidur siang bersama- bercanda. Hanya Eric saja karena Sunwoo baru bangun tidur.

Bepelukan di atas sofa dengan posisi Eric diatas Sunwoo yang teggelam dalam banyak membuatnya sedikit tertawa.

"Aku berat ya?" Tanya Eric penasaran, murni meminta pendapat Sunwoo sebagai pacar.

"Lumayan..."

"Nuuuu..." kesal Eric karena yang tua beneran jawab dengan jujur.

"Naik berapasih?"

"Lima kilooo tauk!" Gumam Eric sambil makin dusel ke Sunwoo.

"Oh tandanya anak sehat ituuu" usakan lembut di punggu dari Sunwoo membuat Eric tersenyum.

Tenang dalam peluk kalau terlalu lama di elus maka Eric akan tidur. Begitulah bagaimana cara Sunwoo menidurkan Eric yang sekarang sudah menjelajah alam mimpi yang begitu indah.

Jam menunjukkan pukul lima Eric bangun, Sunwoo sudah tersenyum menyuruhnya mememasan menu untuk makan malam.

"Aku kan baru bilang naik lima..."

"Jadi mau salad?" Tawar Sunwoo memperlihatkan menu salad di restauran yang akan dipesan.

"Nggak, katsu aja..."

Sunwoo menggulum senyum, Eric tau pesanannya jelas akan katsu bukan salad sayur yang dibilang Sunwoo.

"Tidurnya nyenyak... gak mau mandi? Mau ganti baju aja?" Sunwoo memberikan serentetan pertanyaan buat Eric yang otaknya baru connect.

Turun ke lantai, duduk di paha Sunwoo yang empunya sendiri sedang melihat kerjaan di laptop, Eric tidak peduli.

"Nggak mauuu..." Ucap Eric.

Elusan di punggung lagi, secara ajaib Eric kembali mengantuk.

"Nuu.. nanti aku tidur lagi..." protes Eric.

Sunwoo tertawa dan mengehentikan pekerjaannya.

"Wajar kok bayik tidur lebih dari enam belas jam sehari..."

"Nuuuu" protes Eric lagi tapi tetap saja memeluk.

Maka hari itu ditutup dengan makan katsu dan peluk sepanjang malam di atas ranjang- dalam tanda kutip tidak berbagi panas hanya hangat.



Sudah dibilang tingkah Sunwoo luar biasa bukan, saat hari kerja si Kim berangkat dari rumah Eric.

Eric yang jadwal ke rumah sakit sedikit lebih siang, menata dasi Sunwoo yang sudah bersiap berangkat.

"Kamu gak lupa sesuatu kan?"

Selanjutnya adalah tinda tanduk yang tak terduga kembali, membuat Eric hilang kata kata.

Lumatan di bibir, setelahnya ke pipi kanan dan kiri, paket lengkap bagian hidung dan jidat di kecup lama sambil seraya memanjatkan doa.

"Dear god, thankyou for all the blessing that you gave for us and thank you for this love Eric Sohn in my heart. I pray, Amen"

Selesai memanjatkan kata, Sunwoo tersenyum sumringah dan cerah. "Udah...."

"Nuuu..." Eric malah tertawa, melihat tingkah Sunwoo yang bingung.

"Bukan itu, aku takut kamu ketinggalan sesuatu..."

"Ohh..." ber oh panjang, Sunwoo menangkap maksud Eric dan makin memggulum senyum.

"Tapi thank u" balasan Eric, ragu sedikit.

Tapi ketika Sunwoo berbalik, sedikit keinginan kecil membalas perbuatan orang baik.

Eric menarik lengan Sunwoo kembali menghadapnya lagi, memberikan kecupan manis di bibir sebagai balasan perbuataan Sunwoo Kim Hari ini. Tak lupa dengan kata ajaib-

"Aku mencintaimu-"

Sunwoo membalas sebelum menutup pintu "Aku lebih mencintaimu-"

Keseharian Eric dan Sunwoo yang manis pakai komplit- semoga tidak ada badai yang menerjang di kemudian hari atau salah satu pergi sebagai ketakutan terbesar seorang Eric.

-Selesai-

Age Of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang