"Eric?" Sunwoo membuka jendela kamarnya tengah malam. Sunwoo sudah benar benar mau terlelap menggunakan selimut untuk menutupi badan dan mendengar suara mesin mobil yang berhenti tepat di rumah.
Membuka jendela kamarnya yang berdekatan dengan Garasi motor dan sekaligus pagar depan— Sunwoo melihat Eric yang dengan Hoodie nya duduk samping pintu kemudi.
"Hey Sunwoo," Eric memanggil dengan berbisik "Care for a late night drive?"
"Wait. I'm coming." Kata Sunwoo menjawab cepat. Mengambil jaket jeans digantungan dan Menyusul Eric didepan.
This isn't the first time Eric has come to Sunwoo after a bad breakup. There was the time he was dumped in high school and Sunwoo skipped the second half of class to visit the arcades with Eric.
That's what best friends were for.
That's right, they were best friends.
"Kenapa lagi?" Sunwoo bertanya pada Eric yang memberinya kunci mobil seketika itu juga. Sunwoo always did the driving between the two of them, not because Eric can't drive but because he was a little reckless on the road.
"I did." Eric mengehembuskan nafas kasar seraya duduk pada kursi penumpang disebelah Sunwoo. "Son of a bitch broke up with me before dessert, saying I was too much for him."
"Oh come on ric. I'm sure he didn't mean it." sunwoo menjalankan kendaraan pelan.
"Ughh nu, pikiran aku kacau balau If he didn't mean it, why would he post a picture of him kissing someone else on his Insta an hour ago?" Eric berhenti berbicara.
"Oh." Sunwoo made a face. "I'm sorry to hear that ric."
"Men fucking suck"
"sejujurnya aku juga tidak menyukai Juyeon" Sunwoo berkomentar mengenai mantan Eric. "i always felt like he was fishy"
"kamu bahkan gak pernah suka sama semua mantan aku" Eric merotasikan bola matanya. "why is that?"
Sunwoo diam tetap tidak mau menjawab dan lebih memilih memfokuskan kemudinya lagi kejalan. Eric melihat pemandangan lampu lampu gedung keluar kaca jendela
"where are we going?"
"Nowhere." Kata Eric kemudian melanjutkan "I just want to run away from this shitty hellhole"
"Okay."
"Will you run away with me?" Tanya Eric lagi.
Sunwoo heart skipped a beat. Melihat Eric dengan mata sembab yang pasti habis menangis dan rambut acak acakan karena penuh pikiran. Tapi Sunwoo bersumpah bahwa Eric bagaimanapun juga tetap looking pretty beautiful tonight.
"What does it look like I'm doing?" Sunwoo dengan cepat menjawab
"I knew it." Kata Eric lagi. "You would never leave me."
Believe me, Sunwoo thought, you don't know the half of it.
Keduanya akhirnya sama ketempat pemberhentian setelah beberapa menit berjalan. Tak lupa membeli snack and beer dan berjalan lagi kemudian.
It has always been like this. The two of them against the rest of the world. Sunwoo selalu membayangkan akan seperti ini. Driving to the end of the world.
"Akhir akhir ini gak ada yang berjalan dengan baik. Semua kacau— Nothing ever works out. There must be something wrong with me nu"
"It's not you. You have never been the problem Eric" kata Sunwoo
"You just haven't found the one yet." kemudian menambahkan
"And who, pray tell, should that person be?" tanya Eric
Me. Kata Sunwoo dalam lubuk hati.
"Could be anyone you want. Anyone would be lucky to have you." yang keluar dari mulut Sunwoo
"kamu sweet." Eric tertawa seraya berkata. "But you're also full of shit."
"Excuse me?"
"Who would want me? Look at me, I'm a mess nu" oh Eric merasa dirinya tidak akan diterima dimana mana.
"No you're not." Kata Sunwoo dengan sedikit suara mengecil bagian akhir. "You're beautiful."
"Gak nyambung nu." Kata Eric sedikit tertawa.
"Aku berbicara fakta— hanya mengungkapkan yang ada diisi kepala aja" tunjuk Sunwoo pada kepalanya.
"And you only think you're a mess because everyone else tells you that. All you have done is date people who do nothing but treat you like dirt. That's why I hate them. For once, can't you just choose a man who will treat you with the love and self respect you deserve?" Sunwoo berbicara panjang.
Tapi Eric tidak mendengarkan dan malah berkata Demikian "Nu, ada yang mau aku bicarakan?"
"Yaa—?" Kata Sunwoo bertanya setelah meneguk colanya.
"How long are we going to pretend we don't want to be just best friends?"
Sunwoo diam.
Selama ini Eric tenang. Tidak pernah macam macam. Apapun yang mereka lakukan hanya sebatas wajar ya walaupun ciuman tempo hari— bisa dibilang sedikit mengasyikkan.
Sunwoo kira Eric nyaman dengan status persahabatan tanpa Embel embel pacaran.
Makanya Sunwoo tidak berani melangkah. Lebih jauh. Takut mereka tiba tiba hilang arah. ia saja sudah pasrah ketika Eric bercerita emiliki pacar baru lagi.
tanpa jawaban yang berarti Eric put the can down on the floor as he crawled across the backseat to Sunwoo.
Sunwoo jelas jelas bica mencium aroma Eric karena Eric meletakkan tangan on the back of Sunwoo neck dan Membawa wajah itu mendekat padanya.
"I ruin all my relationships. I know, I know that because when I kiss them, all I can think of is kissing you. When I am with them, I'm secretly wishing I was with you."
"Eric—" Sunwoo tidak bisa berkata kata setelah Eric jujur padanya.
Sunwoo juga tidak pernah melihat sisi Eric yang seperti ini. Jantung Sunwoo bertalu talu seperti kuda yang selalu dipacu.
"Kiss me before I regret it, because after this, we can no longer be friends." kata Eric dalam.
And that was something Sunwoo could not afford to lose. This was what he was afraid of after all this time. He was entering dangerous territory, one wrong move and their friendship was gone. Was it worth the risk?
Maybe not.
But for Eric? Eric is worth it.
Akhirnya Sunwoo menyerah. Kalah pada si Kecil Eric yang ternyata selama ini Sunwoo tidak paham setiap sisi yang Eric punya.
Seperti rangkaikan Harta, Tahta, dan Cinta rasa kara melebur dalam lumatan dalam dan panjang yang ada. Dan semuanya memang benar ada pada tempatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/241763543-288-k483909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Age Of Youth
Historia CortaIni cerita Sunwoo dan Eric. Cerita pendek🥂 Dari kapalgetek © Sep 2020 [Mulai] - Maret 2022 [Selesai]