2 - PERJALANAN RADEN KIAN SANTANG (2)

1.1K 124 3
                                    

(Bismillah.....)

"Apa ini???!!!"

Prabu Siliwangi meremas selembar surat yang berada didalam genggamannya.

Semua yang hadir di balai istana dibuat terkejut dengan sikap prabu Siliwangi.

"Mohon maaf gusti prabu! Kalau boleh hamba tau, apa isi dari surat tersebut??" Tanya Syeikh Nurjati yang sedari tadi menahan rasa penasarannya.

Prabu Siliwangi perlahan beranjak dari duduknya. Kemudian maju beberapa langkah kedepan.

"Kerajaan Kumpar Putih, mengirimkan pesan untuk berperang melawan kerajaan Padjajaran..!!"

Syeikh Nurjati tersentak kaget mendengar penuturan dari prabu Siliwangi. Begitupun para punggawa lainnya.

"Astagfirullahal'adzim...tapi kenapa gusti prabu?? Bukankah kerajaan Padjajaran tidak memiliki masalah apapun dengan kerajaan Kumpar Putih??" Seru Syeikh Nurjati terheran-heran.

"Itu lah yang membuat ku merasa heran. Padahal, kerajaan Padjajaran selalu membina hubungan baik dengan kerajaan Kumpar Putih. Tapi mengapa tiba-tiba mereka ingin menyerang?? Ini sungguh sangat mengherankan!!" Ujar prabu Siliwangi.

"Mohon maaf gusti prabu, tapi bukankah Prabu Antaraksa terkenal begitu iri dengan prabu Siliwangi? lantaran kerajaan Padjajaran lebih unggul dibandingkan dengan kerajaan Kumpar Putih.." ujar senopati Anggapati.

Prabu Siliwangi terdiam sejenak.

"Antaraksa adalah sahabat ku..
Aku sangat mengenal sifat dan wataknya... ia memang iri pada kerajaan Padjajaran. Tapi, ia tidak akan mungkin menyerang tanpa alasan yang jelas!"

"Aku rasa ada yang tidak beres dengan semua ini..." Sambung prabu Siliwangi.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan gusti prabu??" Tanya Syeikh Guru.

"Selidiki kebenaran tentang surat itu!! Dan aku akan mengirimkan pesan untuk membicarakan hal ini dengan prabu Antaraksa..!!" Titah prabu Siliwangi.

"Sendika gusti prabu!!!"

****

Raden Kian Santang telah sampai disebuah perkampungan yang begitu ramai. Para penduduk terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Nyimas, kita akan singgah diperkampungan ini, sekedar untuk mengisi perut. Aku yakin, kau pasti sudah sangat lapar." Ujar Raden Kian Santang.

Kianara hanya mengangguk lalu mengikuti Raden Kian Santang yang berjalan menuju salah satu warung kecil yang terdapat diperkampungan tersebut.

Kianara kemudian memesan makanan untuknya dan juga untuk Raden Kian Santang. Setelah itu mereka menunggu sejenak makanan itu untuk dihidangkan.

"Kapan kita akan sampai ke Padjajaran??" Tanya Kianara disela-sela waktu menunggu makanan mereka.

Raden Kian Santang tersenyum sekilas.

"Besok. Mungkin besok kita baru akan memasuki wilayah perbatasan Padjajaran..." jelas Raden Kian Santang.

"Sepertinya kau tidak sabar untuk segera tiba di Padjajaran..." ujar Kian Santang.

"Hm. Aku memang belum pernah menginjakkan kaki ku di tanah Padjajaran.."

"Benarkah??"

"Berarti, ini pertama kalinya kau pergi ke Padjajaran...??"

Raden Kian Santang menoleh kearah Kianara namun ia terkejut ketika melihat Kianara sudah tidak ada disebelahnya.

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang