Setelah berabad-abad, akhirnya up juga. Wkwkw
Canda berabad-abad 😂Happy Reading!!
.
.
.Kianara bersandar di salah satu tiang saung yang dia tempati. Mata beningnya menatap sayu kearah Ahana yang duduk disebelahnya. Sejak tadi gadis itu terus bercerita mengenai kehidupannya yang penuh lika-liku. Bagaimana kisah percintaannya yang tak direstui, sampai cerita perjodohannya yang berakhir dengan tragis. Kianara hanya dapat menyimak cerita dari Ahana, walaupun dia merasa heran. Mengapa Ahana menceritakan perihal kehidupannya? Namun hati kecilnya merasa senang. Karena cerita dari Ahana, rasa penasarannya tentang permasalahan yang dihadapi Kian Santang dan Surawisesa akhirnya terungkap.
"Siapa yang kau pilih?"
Mata Ahana membulat, mendengar pertanyaan dari Kianara. Sejak tadi gadis yang tak membuka penutup wajahnya itu tidak bersuara atau menanggapi ceritanya sedikitpun. Tapi kenapa tiba-tiba dia jadi bertanya saat Ahana menceritakan perihal ibunda yang memintanya memilih antara Kian Santang dan Surawisesa? Dari semua ceritanya, apakah itu yang paling menarik bagi gadis bertudung itu?
Ahana menghembuskan napas pelan.
"Itu pertanyaan yang bodoh!"
Ahana terkesiap. Kianara memicingkan matanya kearah suara itu.
"Tentu saja tidak ada yang akan dia pilih. Karena dia sangat mencintaiku."
Mata Ahana membelalak sempurna. Ia lantas bangkit. Menatap lekat kearah pria yang berjalan kearahnya.
"Benar, kan? Ahana..." Wajah itu memamerkan senyum yang tak dapat diartikan.
Mata Ahana berkaca-kaca. Tanpa ragu ia segera mendekap pria yang berada dihadapannya saat itu. Air matanya luruh begitu saja.
"Arya... Akhirnya kau kembali..." lirih Ahana disela-sela isak tangisnya.
"Aku tidak kemana-mana Ahana. Aku selalu ada untukmu." suara berat itu berucap datar.
Kianara perlahan bangkit. Meskipun dadanya masih terasa sesak dan penglihatannya bertambah buruk, setidaknya kakinya tidak terasa kaku lagi. Matanya menatap sepasang kekasih yang sepertinya sudah lama tidak bersua. Tapi entah kenapa, ia tidak merasa tersentuh melihat pertemuan itu. Malah sebaliknya, Kianara merasa ada keganjalan yang ia rasakan.
"Ikutlah denganku. Kita akan menikah dan hidup bahagia bersama. Itu yang kau inginkan, bukan?" ujar Arya setelah melepas pelukannya dari Ahana.
Ahana mengangguk cepat. Untuk sejenak, ia benar-benar telah lupa dengan permasalahan yang sedang dilaluinya dan tenggelam melepas kerinduan dengan kekasihnya. Ia bahkan lupa dengan keberadaan Kianara yang sejak tadi memantau gerak-gerik mereka.
"Jangan bertindak gegabah, Putri Ahana! Kau harus menunggu Gagak Lumayung dan Surawisesa sampai mereka kembali." tegas Kianara.
"Siapa kau? Beraninya ikut campur urusan kami!" bentak Arya merasa terganggu.
Ahana terkejut melihat sikap Arya yang berubah. Sejak kapan Arya menjadi pemarah seperti ini?
"Tidak perlu berkata kasar seperti itu, Arya. Kita bisa bicara baik-baik." ujar Ahana lembut. Meskipun merasa aneh dengan perilaku Arya, Ahana tetap berpikiran baik dan menganggap Arya refleks saja marah karena mungkin merasa tersinggung.
"Tapi kau akan ikut denganku, kan? Kita akan pergi jauh dari sini, kan? Kita akan hidup bahagia Ahana. Itu mimpi kita." ujar Arya menatap Ahana penuh pengharapan.
"Tapi, Arya... Aku sedang dalam masalah. Ada baiknya menyelesaikan masalah itu terlebih dahulu. Kemudian, kita berusaha keras meminta restu ibunda agar dia luluh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...