36 - PRAHARA DI PAJAJARAN

480 80 8
                                    

Vote & komen sebanyak-banyaknya!!
Makin banyak vote & komennya, aku makin cepet updatenya!!

HAPPY READING!! 💚

|Bismillah.|


Meninggalkan perdebatan kecil di antara putra-putri Siliwangi mengenai kepergian adik mereka Kian Santang, sepasang pria dan wanita yang sudah merencanakan siasatnya sejak kemarin mulai memainkan tipu muslihat mereka.

Keduanya telah berhasil menjalankan tugas mereka. Si Pria dengan akal bulusnya mengunci gerbang belakang dan samping istana, sementara si Wanita diam-diam menyelinap di antara para prajurit yang tengah beristirahat dengan wujudnya, berupa seekor ular dan mematuk mereka satu persatu.

"AAAAAAA!"

"ULAR!! ADA ULARR! TOLONG."

Teriakan silih berganti para prajurit yang mengerang kesakitan berhasil memancing Walangsungsang dan Gagak Ngampar untuk menuju tempat kejadian. Keduanya dibuat keheranan melihat kondisi para prajurit yang dalam keadaan gawat.

"Ya Allah. Apa yang terjadi dengan para prajurit?" Sejak shubuh tadi, keadaan prajurit terlihat baik-baik saja. Tapi melihat kondisi mereka saat ini, Walangsungsang dapat menduga bahwa mereka telah terkena racun ular.

"Cepat bawa mereka semua ke ruang pengobatan!" perintah Gagak Ngampar yang segera dilaksanakan oleh beberapa prajurit yang berhasil lolos dari patukan ular itu.

"Bagaimana seekor ular dapat masuk ke dalam istana?" pikir Gagak Ngampar.

"Apa mungkin itu ular yang sama yang telah menewaskan Danu?" Walangsungsang dan Gagak Ngampar tidak hanya menerka-nerka pemikiran mereka, keduanya segera menuju ruang pengobatan dan menemui tabib untuk menanyakan perihal racun ular itu.

Belum sampai dua langkah meninggalkan tempat pijakannya, Walangsungsang dan Gagak Ngampar dikejutkan dengan kehadiran seorang prajurit yang datang dari arah pintu masuk istana. Prajurit itu berlari tergopoh-gopoh menghampiri kedua anak Raja itu.

"Ada apa prajurit? Apa yang terjadi?" sebelum prajurit itu angkat bicara, Gagak Ngampar terlebih dahulu menanyainya.

"Ampun raden, pasukan Kumpar Putih datang menyerang Pajajaran. Mereka sudah ada di depan istana," prajurit itu menjelaskan dengan raut penuh kegelisahan.

"Astagfirullahal'adzim." lirih Walangsungsang. Ia dan Gagak Ngampar saling menatap dengan raut keterkejutan yang sama. Tidak terlintas sama sekali di pikiran mereka jika Kumpar Putih akan bertindak sejauh ini. Persiapan peperangan pun belum mereka lakukan. Apalagi dengan kondisi prajurit yang kian berkurang bahkan keracunan.

"Tidak ada pilihan lagi, rayi. Kita harus melawan," Gagak Ngampar berujar dengan suara tertahan. Pikiran mengenai keluarganya yang di tawan Kumpar Putih mulai bergantian memenuhi otaknya. Ini saatnya untuk melakukan perlawanan dan membebaskan keluarga mereka dari tahanan.

Di saat istana Pajajaran sedang gempar karena penyerangan Kumpar Putih, di tempat lain, Prabu Siliwangi mempercepat langkahnya menuju kerajaannya. Firasat buruk akan kehancuran Pajajaran mulai terbayang dalam pikirannya.

"Aku harus bergerak cepat, sebelum terlambat," suara berat dengan langkah cepat Siliwangi terus menyusuri jalanan yang dilewatinya secepat kilat. Tinggal menghitung mundur kakinya siap menapak memasuki area kekuasaannya.

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang