Thank you buat yang udah Setia baca cerita ini.😊🙏... Semoga kalian beneran menikmati ceritanya ya.. 🤗💚💚
Happy Reading!!!
|Bismillah. |
Surawisesa menceritakan segalanya yang telah terjadi kepada dirinya. Semua orang terlihat duduk mendengarkan penuturan panjang yang diungkapkan olehnya.
"Beruntung ada Putri Narata yang datang tepat waktu, kalau tidak--" Surawisesa menggantungkan perkataannya.
"Putra ku Surawisesa.. Ayahanda bersyukur karena kau masih bisa diselamatkan. Tapi ayahanda tidak habis pikir dengan sikap Prabu Antaraksa yang begitu gegabah dalam memutuskan permasalahan ini."
Prabu Siliwangi semakin yakin, bahwa sahabat karibnya itu begitu menaruh dendam yang besar terhadap dirinya.
"Benar ayahanda, mereka benar-benar keterlaluan!! Aku diperlakukan seenaknya dan aku sama sekali tidak terima itu, ayahanda. Kita harus menuntut balas!!!" seru Surawisesa. Bayangan Patih Sukmajaya yang mengejeknya dan Senopati Agra yang menghinanya terus berputar dikepalanya. Ia tidak akan melupakan itu semua.
"Maaf ayahanda." Raden Kian Santang mengatupkan kedua tangannya memohon izin untuk angkat bicara.
"Aku tidak sependapat dengan rayi Surawisesa.."
Mendengar penuturan Kian Santang, Surawisesa menatapnya geram.
"Pembelaan yang dilakukan oleh Putri Narata merupakan sebuah pertanda bahwa kita masih bisa melakukan perdamaian dengan Kumpar Putih. Kita harus menjelaskan kesalahpahaman ini. Aku sangat yakin, permasalahan ini pasti bisa diselesaikan dengan cara baik-baik, tanpa mengharuskan adanya peperangan..." jelas Raden Kian Santang.
"Ya, ayahanda. Aku sependapat dengan rayi Kian Santang.. Karena setiap permasalahan, tidak seharusnya diselesaikan dengan cara peperangan.." ujar Raden Walangsungsang menambahi.
Surawisesa menatap kesal kearah Kian Santang dan Walangsungsang. Mereka selalu saja tidak sependapat dengannya.
"Ya, aku setuju dengan pendapat putra ku Kian Santang. Kalau begitu, kita harus membicarakan hal ini dengan Putri Narata.. Tapi bagaimana caranya?? Kita tidak mungkin mengirim pesan terbuka kepada Putri Narata, karena Prabu Antaraksa pasti tidak akan menyetujui hal itu.."
Prabu Siliwangi berusaha memikirkan cara terbaik untuk permasalahan ini.
"Maaf ayahanda, jika ayahanda tidak keberatan, izinkan aku untuk menemui Putri Narata dan menyampaikan pesan perdamaian ini.." ujar Kian Santang mengajukan diri.
"Tidak!!" Surawisesa segera bangkit dari duduknya.
"Ayahanda, biarkan aku yang menemui Putri Narata. Aku sudah mengenalnya, dan aku yakin!! Dia pasti akan menerima pesan perdamaian yang ku sampaikan.." seru Surawisesa. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu dengan gadis yang telah berhasil mencuri hatinya itu.
"Tenang, putra ku Surawisesa.. Duduklah.."
Surawisesa segera menuruti perintah ayahandanya dan kembali duduk ditempatnya.
"Aku izinkan putra ku Kian Santang pergi menemui Putri Narata untuk menyampaikan pesan perdamaian dari Padjadjaran.."
"Tapi ayahanda..." sanggah Surawisesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...