31 - KEMATIAN MISTERIUS

459 77 10
                                    

NEW UPDATE!! 😃

Semangat semuanya!! Tetap jaga kesehatan yaa... 😊

Happy Reading!!! 💚

|Bismillah. |

Danu duduk-duduk dihalaman istana sembari memperhatikan keadaan istana yang terlihat semakin sunyi.

Pandangan nya nanar menatap satu arah. Gerbang istana.

"Ini untukmu..."

Seseorang menyodorkan sebuah apel hijau kepadanya. Danu menatap wajah itu kemudian tersenyum dan menerima nya.

"Terima kasih, nyimas Bintari.." ujar Danu pelan.

"Apa yang sedang kau pikirkan, hm??" Bintari mendudukkan dirinya disebelah Danu. Sementara Danu menarik napas pelan mendengar pertanyaan dari Bintari.

Sepertinya ia harus berbagi cerita dengan orang lain agar perasaan nya terasa sedikit lapang.

"Aku sedang memikirkan permasalahan yang sedang terjadi di istana ini. Mengapa masalah tidak henti-hentinya menimpa keluarga istana?? Padahal mereka adalah orang-orang baik. Apalagi Raden Kian Santang, dia sangat baik kepada ku. Tapi dirinya selalu saja dirundung permasalahan yang datang bertubi-tubi..." Danu mencurahkan apa yang ada dalam pikiran dan hatinya. Ia mengatakan dengan sejujurnya.

Bintari terdiam sejenak kemudian menatap kearah Danu.

"Danu. Seharusnya kau tidak perlu memikirkan hal itu. Kau masih sangat kecil untuk memikirkan hal sebesar itu. Sebaiknya kau do'akan saja, semoga Raden Kian Santang dan keluarga nya bisa menghadapi permasalahan mereka..." ujar Bintari kemudian.

Danu hanya mengangguk pelan mendengar penuturan Bintari. Benar juga apa dikatakan olehnya. Do'a adalah cara terbaik yang hanya bisa dilakukannya.

"Tapi, ada satu hal lagi yang sedang ku pikirkan..." ujar Danu.

"Apa itu??" sambung Bintari.

"Ini mengenai nyimas Kianara. Entah mengapa aku tidak yakin jika nyimas Kianara adalah orang jahat. Wajahnya memang terlihat cuek dan sikapnya juga terkesan dingin. Tapi aku yakin hatinya lembut. Buktinya ia berbuat baik kepada ku walaupun seringkali menjaili ku.." ujar Danu kemudian manyun.

Tangan Bintari berjalan pelan mengelus punggung Danu.

"Kita tidak pernah tahu isi hati seseorang, Danu.. Kita juga tidak bisa menerka-nerka apakah orang itu baik atau tidak. Yang mengetahui tentang isi hati seseorang hanyalah diri mereka sendiri..." jelas Bintari.

Danu mengernyit kan keningnya. Ia tidak begitu memahami perkataan Bintari. Tapi, ia dapat menangkap maksud dari perkataan nya.

"Terimakasih, nyimas Bintari. Kau sudah mau menemani ku.." ujar Danu.

"Seharusnya aku yang berterima kasih padamu.." ujar Bintari

Danu terus memandang kearah gerbang masuk istana. Tiba-tiba, mata Danu menangkap sosok pria yang berjalan memasuki gerbang.

"Bukankah dia--" mata Danu membelalak sempurna. Ia bergegas bangkit dari duduknya.

"Ada apa, Danu??" Bintari yang terheran-heran melihat sikap Danu segera mengikuti arah pandangannya.

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang