3 - KERAJAAN KUMPAR PUTIH

937 113 0
                                    


(Bismillah..)

"SILIWANGI!!!"

Prabu Antaraksa mengepalkan tangannya kuat-kuat, berusaha menahan kemarahannya yang sudah sampai ke ubun-ubun.

"Aku tidak menyangka, dia akan bertindak sekeji ini!!" Ujar prabu Antaraksa dengan suara yang bergetar.
Ia benar-benar merasa telah dikhianati.

"Benar gusti prabu, hamba juga tidak habis pikir...ini benar-benar sebuah kejahatan dan penghinaan yang besar bagi kerajaan Kumpar Putih!!!" Ujar Patih Sukmajaya.

"Beraninya sekali dia---" prabu Antaraksa meremas tangannya kuat-kuat. Ia sudah tidak dapat berkata-kata lagi. Wajahnya sudah terlihat sangat memerah karena amarahnya yang meluap-luap. Tangannya pun bergetar hebat.

Dalam sekejap, segala kebaikan dan hubungan baik mereka terlupakan begitu saja dengan adanya sebuah kesalahan yang dianggap begitu besar sehingga menimbulkan kebencian dan juga permusuhan.

"Aku sudah menganggapnya sebagai sahabat ku sendiri...tapi APA YANG DIA LAKUKAN??!!!!!!" Geram prabu Antaraksa.

Semua yang hadir di balai istana itu hanya bisa terdiam. Tidak ada lagi yang berani mengucapkan sepatah katapun ketika melihat kemarahan besar yang terpancar dari wajah prabu Antaraksa.

"Aku tidak akan pernah mengampuninya...TIDAK AKAN PERNAH!!!!"


****

Ratu Mewar, permaisuri dari prabu Antaraksa tengah menangis tersedu-sedu dikamarnya. Ia begitu merasa kehilangan. Belum usai kesedihannya yang lalu sudah datang kesedihan lain yang menghampirinya.

Beberapa pekan yang lalu, Ratu Mewar telah menerima kabar bahwa putra sulungnya, Raden Prajanata telah tewas terbunuh. Ia begitu merasakan kesedihan yang teramat dalam, beruntungnya ada putri bungsunya yang selalu menguatkan dirinya. Tapi, baru beberapa hari setelah kepergian putranya, sang putri kesayangannya itu juga menghilang begitu saja. Ia meninggalkan istana secara diam-diam tanpa diketahui oleh siapapun. Hal itu semakin membuat ratu Mewar semakin terpuruk dan mengalami kesedihan yang berkepanjangan.

Ibunda....
Maafkan ananda yang pergi tanpa pamit kepada Ibunda.
Ananda tau, Ibunda pasti saat ini masih sangat bersedih. Dan kesedihan itu bertambah karena kepergian Ananda.
Ananda juga yakin, Ayahanda pasti sangat murka kepada Ananda.

Maafkan Ananda Ibunda...
Tapi, Ananda harus pergi.
Ada yang harus Ananda selesaikan.

Maafkan Ananda..
Jika Ananda belum bisa menjadi putri yang baik untuk Ayahanda dan Ibunda. Tapi bagi Ananda, Kalian adalah Ayahanda dan Ibunda terbaik sedunia.

Maafkan Ananda..
Karena belum bisa membahagiakan Ayahanda dan Ibunda...

Tunggu Ananda kembali ya, Ibunda.
Jangan bersedih.
Ayahanda dan Ibunda harus yakin dan percaya pada Ananda.
Ananda pasti bisa menjaga diri Ananda.

Ananda akan segera kembali.
Untuk Ayahanda, dan juga Ibunda.

Salam sayang.
Dari putri kalian

Narata


Ratu Mewar mengusap air matanya yang tidak mau berhenti mengalir membasahi pipinya. Ini sudah kesekian kalinya ia membaca surat terakhir yang ditinggalkan oleh putrinya itu. Surat itu terus saja dipegangnya tanpa pernah mau dilepas. Ia berharap putrinya itu segera ditemukan dan dapat kembali bersamanya

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang